Indonesia Kebanjiran Produk Tekstil Impor

Serbuan bahan baku tekstil dan produk tekstil (TPT) impor masih membayangi para produsen tekstil lokal. Para pelaku industri memprediksikan hingga momentum Lebaran nanti, permintaan terhadap bahan baku tekstil, seperti kain mentah, benang dan serat filamen ini tidak akan mengalami permintaan signifikan. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wiraswasta mengemukakan, impor produk kain meluber di pasar. Begitu pula untuk produk serat dan benang. Alhasil, kondisi tersebut berpotensi mengganggu stabilitas harga di pasar domestik, lantaran produk impor dijual 20% lebih murah.

Dia menjelaskan, harga murah tersebut tidak terlepas dari ongkos produksi yang murah, khususnya harga gas seperti yang diterapkan oleh negara importir seperti China. Dengan demikian, produksi mereka menjadi berlebih. 

Saat ini tercatat porsi produk kain impor sudah mencapai 45% dari kebutuhan lokal. Dengan kondisi tersebut, para pelaku industri lokal meminta Pusat Logistik Berikat (PLB) tidak membuka seluruh impor barang tekstil. 

“Namun hanya untuk kapas saja yang memang tidak diproduksi di sini,” ungkap Redma kepada KONTAN, belum lama ini.

Nah, menghadapi momentum Lebaran, biasanya produksi garmen bakal meningkat untuk memenuhi permintaan pakaian menjelang libur panjang Lebaran.

Namun, kata Redma, sudah tiga tahun ini momentum lebaran tidak berdampak signifikan terhadap industri dalam negeri. Hal tersebut karena pasar dibanjiri pakaian dan kain impor. “Untuk serat dan benang, kami masih berharap bisa naik mulai April nanti,” ungkap dia.

Assistant President Director Corporate Communications PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), Prama Yudha Amdan, mengatakan impor bukan pilihan tepat. Tapi jika dikaitkan dengan kondisi di dalam negeri saat ini, harga gas tidak kompetitif dan terbilang mahal. Adapun di China, harga gas lebih kompetitif dan pemerintah setempat memberikan insentif ke banyak industri, termasuk tekstil.

Para pebisnis meminta kebijakan impor bahan baku di evaluasi kembali. Pemerintah juga segera membenahi penyebaran industri tekstil yang diharapkan terintegrasi di dalam negeri.

Sumber: Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only