Ramai Sentimen Positif Topang IHSG Lanjut Menguat di Awal Pekan

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (18/3/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG terpantau menguat 0,60% atau 35,58 poin ke level 6.499,77 pada pukul 09.26 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan 0,32% atau 20,41 poin di level 6.481,59.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.480,95 – 6.508,35. Adapun pada perdagangan Jumat (15/3), IHSG berakhir menguat 0,75% atau 47,92 poin di level 6.461,18.

Delapan dari sembilan sektor bergerak di zona hijau pagi ini, dipimpin sektor aneka industri (+1,44%) dan infrastruktur (+0,97%). Adapun sektor pertanian turun tipis 0,02%.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing naik 0,91% dan 1,32% menjadi pendorong utama penguatan IHSG pada pukul 09.26 WIB.

Sejalan dengan IHSG, pergerakan indeks Bisnis-27 menguat 0,91% atau 5,09 poin ke level 567,38, setelah ditutup menanjak 1,03% atau 5,75 poin di posisi 562,28 pada Jumat (15/3).

Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga menguat, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing naik 0,32% dan 0,52%.

Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,55%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing menguat 0,66% dan 0,81% pada pukul 09.12 WIB.

Dalam risetnya, Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, IHSG berpotensi menguat dengan sejumlah faktor global menjadi sentimennya.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa pada akhirnya Gubernur Bank Sentral Japan, Haruhiko Kuroda pekan kemarin tidak mengubah kebijakan tingkat suku bunganya. 

Beralih dari Bank of Japan (BOJ), The Fed dan beberapa bank sentral dunia lainnya juga akan melakukan pertemuan kebijakan moneternya di masing masing negara. Pertemuan pekan ini untuk memutuskan tingkat suku bunga ke depannya.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunganya dalam pertemuan yang diadakan pada Rabu (20/3). Rapat itu berpotensi untuk menunjukkan apakah suku bunga AS akan mengalami kenaikan sebanyak 1 kali atau justru tidak sama sekali ke depannya. 

Selain tingkat suku bunga, penyesuaian neraca The Fed juga merupakan salah satu yang sangat dinanti, termasuk nilai besarannya dan kapan akan dilaksanakannya. 

Sentimen berikutnya datang dari Gubernur Bank Sentral China, Yi Gang, yang mengatakan bahwa Amerika Serikat dan China telah mencapai konsensus pada banyak masalah penting. 

Namun, dari sisi AS mengatakan opsi menaikkan tarif impor China harus tetap dicanangkan sebagai bagian dari sebuah kepastian bahwa China akan memegang perjanjiannya. 

Di sisi lain,, Premier Li Keqiang menyampaikan pada penutupan Kongres Rakyat Nasional pekan lalu, bahwa China akan melakukan pemotongan pajak pertambahan nilai yang efektif pada tanggal 1 April untuk memberikan stimulus kepada perekonomian China yang kian tumbuh melambat. 

Dari dalam negeri, Bank Indonesia kemarin melalui direktur eksekutifnya menyampaikan bahwa, Bank Indonesia siap membeli obligasi pemerintah dari pasar, yang bertujuan untuk mencegah capital outflow. 

“Tentu hal ini mengindikasikan sesuatu yang sangat baik, karena Bank Indonesia menjaga kepercayaan pasar,” papar Nico.

Rilis data neraca perdagangan pada Jumat pekan lalu yang memberikan sentimen positif terhadap stabilitas ekonomi dalam negeri turut memberikan dampak optimis terhadap pelaku pasar. Surplus perdagangan sebesar US$330 juta berada diluar ekspektasi pasar. 

“Secara teknikal, kami memproyeksikan IHSG menguat dan diperdagangkan pada rentang harga 6.440 untuk perdagangan hari ini,” lanjutnya.

Sumber: Bisnis.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only