Ignasius Jonan: Daya Beli Masyarakat Tantangan Pembangunan Energi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan salah satu tantangan dalam membangun energi nasional adalah tingkat daya beli masyarakat. Sebab, harga yang ditawarkan seringkali tak mampu diakses oleh masyarakat.

“Sebenarnya tantangan paling besar adalah daya beli atau affordable dari seluruh masyarakat dari Sabang sampai Merauke,” kata Jonan saat memberikan keynote speechnya dalam acara Forum Diskusi Energi untuk Kedaulatan Energi di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta Selatan, Selasa 2 April 2019.

Jonan mencontohkan, di beberapa lokasi tidak hanya di Papua tetapi juga pulau Jawa bahkan saat ini masih banyak masyarakatnya yang belum mampu memasang sambungan listrik pribadi. Adapun biaya sambung listrik plus pajak pertambahan nilai biayanya mencapai Rp 550 ribu untuk kapasitas 450va.

Menurut Jonan, saat ini masih ada sebanyak 160 ribu kepala keluarga (KK) yang masih membutuhkan dukungan biaya untuk sambungan listrik. Angka ini setara dengan 600 ribu jiwa yang masih membutuhkan dukungan aliran listrik dari pemerintah.

Karena itu, menurut Jonan, tugas berat yang bisa diemban oleh pemerintah adalah menjaga ketersediaan energi dan memastikan affordability atau keterjangkauan layanan energi kepada masyarakat.

“Produsen itu mintanya minimal fair kalau bisa untung. Sedang tugas pemerintah sendiri membuat bagaimana hasil sumber daya alam ini digunakan untuk kemakmuran rakyat,” kata Jonan.

Selain itu, Ignasius Jonan menyampaikan pemerintah masih mematok target 23 persen bauran energi terbarukan pada 2025. Dengan angka bauran itu, sebanyak 22 persen akan banyak dipenuhi oleh gas dan sisanya paling besar akan dipenuhi dari energi batu bara.

Sumber: tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only