Cita-Cita Menjadi Hub Manufaktur di ASEAN

Dengan jumlah penduudk yang mencapai 265 juta jiwa, Indonesia bisa dipastikan menjadi negara yang memiliki pasar besar di asean. dengan potensi ini, pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai hub manufaktur di ASEAN. Itu berarti, Indonesia akan menjadi pusat industri di wilayah Asia Tenggara.

Keinginan menjadi hub industri manufaktur tak lepas dari cita-cita pemerintah yang ingin membawa Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi baru dunia. Menurut Bank Dunia, upaya itu bisa dilakukan jika Indonesia bisa menggenjot angka pertumbuhan ekonomi lebih dari 5%. Jika tidak, Indonesia bisa terjebak dalam status middle in come trap (terperangkap pada pendapatan kelas menengah).

Untuk mencapai pertumbuhan lebih tinggi dari 5% itulah, salah satu cara yanng efektif adalah menggenjot pertumbuhan industri menufaktur, baik itu industri pengolahan maupun industri hilir. “Maka itu, kami fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri yang konsisten, agar membawa multiplier effect bagi perekonomian,” kata Airlangga Hartanto, Menteri Perindustrian.

Acuan agar Indonesia menjadi hub manufaktur tak lepas dari hasil kinerja manufaktur kuartal I-2019 sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS). Industri pengolahan tercatat telah berkontribusi besar kepada struktur produk domestik bruto (PDB) sebesar 20,07%. Angka ini naik dibanding pencapaian tahun 2018 yang sebesar 19,86%. Airlangga ingin, kontribusi sektor industri pengolahan itu bisa lebih besar lagi.

Untuk merealisasikannya, Airlangga bertekad mencapai investasi yang kondusif dengan memberikan kemudahan perizinan usaha serta insentif bagi industri. “Kami berharap, utilisasi dari kapasitas produksi terus naik dan bisa mendorong ekspor ke pasar tradisional dan pasar baru yang potensial,” harapnya.

Sampai kuartal I-2019, dari Rp 195,1 triliun investasi yang masuk, sekitar 22,7% masuk ke sektor manufaktur. Adapun sektor manufaktur andalan pemerintah adalah otomotif, tekstil, alas kaki, makanan dan minuman, logam dasar, dan kimia.

Firman Bakri, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) bilang, agar bisa menggenjot kinerja industri, salah satu yang harus dilakukan adalah memberikan tax holiday tanpa terbang pilih. “Tax holiday jangan untuk perusahaan baru saja, tetapi juga untuk perusahaan yang existing,” harap Firman.

Sumber : Tabloid Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only