Asing Bakal Menghindar hingga Akhir Tahun

Sejak Agustus hingga kahir pekan lalu, investor asing net sell Rp 11,08 triliun di bursa saham

Jakarta. Arus keluar dana investor asing terus berlanjut. Dalam sepekan terakhir, aksi jual asing (net sell) di seluruh pajak mencapai Rp 1,78 triliun di seluruh pasar.

Investor asing cukup getol mengurangi posisi di pasar saham Indonesia sejak Agustus lalu. Dihitung sejak awal Agustus, total net sell sudah mencapai Rp 11,08 triliun.

Pada 6 Agustus, net sell asing bahkan sempat mencapai Rp 2,07 triliun. Ini adalah angka net sell investor asing terbesar kedua tahun ini.

Net sell asing terbesar tahun ini terjadi pada 31 Januari, yakni Rp 11,54 triliun. Tapi perlu dicatat, saat itu ada transaksi penjualan saham SMCB dari Lafarge Holcim ke Semen Indonesia.

Investor asing memang tidak hanya keluar dari pasar saham Indonesia. Sejumlah bursa saham di negara lain yang menjadi acuan global turut dilanda aksi jual.

Namun demikian, jika diakumulasikan sejak awal tahun, asing masih mencatatkan net buy Rp 57,46 triliun. Catatan itu lebih baik dibanding dengan bursa Jepang yang sudah dihindari investor asing sejak awal tahun.

Indeks Fear & Greed yang saat ini masih berada di level 35 menunjukkan investor masih dalam posisi fear dan cenderung melakukan risk aversion. “Jadi, menurut kami, aksi jual bukan hanya akan terjadi sepekan ke depan, namun hingga akhir tahun,” ujar Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana, Minggu (8/8).

Imbasnya, tekanan di IHSG masih bakal terjadi. Infovesta sendiri sebelumnya telah merevisi target IHSG dari semula 6.800 menjadi 6.600 hingga akhir tahun.

Kebijakan fiskal

Ada beberapa faktor yang membuat pelaku pasar memilih keluar dari pasar saham. Pertama, kekhawatiran terjadinya resesi global, terutama di Amerika Serikat (AS).

Kedua, perang dagang antara AS dan China. Ketiga, ekspetasi penurunan suku bunga oleh sejumlah bank sentral dunia, terutama The Federal Reserve di AS.

Untungnya, analis menilai sejumlah kebijakan pemerintah di dalam negeri belakangan bisa menahan arus keluar dana asing. “Rencana pemerintah memangkas pajak perusahaan bisa mendorong investasi,”tulis Stevanus Juanda, analis UOB Kay Hian dalam riset 5 September.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mengajukan proposal pemangkasan pajak penghasilan (PPh) badan dari semula 25% jadi 20% untuk perusahaan tertutup. Untuk perusahaan tercatat, pajak dikurangi jadi 17% dari 20%. “Ini bisa terjemahkan menjadi kenaikan laba perusahaan tercatat rata-rata 3,8%,” ujar Stevanus. Beleid tersebut bakal mendorong lebih banyak perusahaan go public. Ini bakal mendorong minat investasi masyarakat.

Secara riil, penurunan PPh juga bakal membuka keran foreign direct investment (FDI), terutama di sektor otomotif, kawasan industri, dan konstruksi.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only