Fokus Pasar: Dari Amnesti Pajak Tiongkok Hingga Kota Bisnis Baru di Indonesia

JAKARTA – Demi mengatasi dampak negatif dari perang dagang yang sampai saat ini masih berlanjut, Tiongkok secara resmi mengeluarkan daftar barang impor dari Amerika Serikat yang akan dikenai biaya pembebasan/amnesti. Langkah tersebut di lakukan oleh pemerintahan Tiongkok bertujuan untuk memberikan keuntungan para pengusaha baik dari Amerika maupun dari Tiongkok.

Adapun barang yang akan dikenai biaya pembebasan tersebut seperti minyak pelumas dasar, obat nyamuk hingga obat kanker, termasuk 16 kategori barang laiinya senilai US$ 1,65 Juta. Peraturan baru tersebut akan mulai diberlakukan mulai tanggal 17 September 2019 hingga 16 September 2020.

Selain itu pemerintah Tiongkok berjanji akan terus mengkaji mengenai pembebasan tarif bagi barang impor asal AS lainya. Kabar seperti ini sangat ditunggu oleh para pelaku pasar dan investor karena akhirnya dalam situasi perang dagang ini, salah satu dari pesaing tersebut akhirnya mengalah,

Manajemen Pilarmas Sekuritas mengatakan, saat ini para pelaku pasar dan investor diperkirakan akan wait and see hari ini karena akan fokus terhadap pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan diadakan hari ini. Dengan proyeksi Bank Sentral Eropa akan menurunkan tingkat suku bunga, dan berpotensi untuk menawarkan lebih banyak stimulus, setidaknya 0.5% penurunan tingkat suku bunga berpotensi terjadi.

“ Kami juga menantikan langkah apa yang akan diambil oleh Bank Sentral Eropa terkait dengan Quantitative Easing tahap 2 nanti, karena tentu saja akan mempengaruhi arus capital inflow yang mungkin saja terjadi di Emerging Market tidak terkecuali Indonesia.” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta. Kamis (12/9).

Ditengah kondisi pasar yang mulai menunjukan adanya perbaikan, Presiden AS Donald Trump kembali berulah lagi dengan menuduhThe Fed telah memperlambat perekonomian Amerika dengan mengatakan bahwa The Fed harus memangkas tingkat suku bunga menjadi nol atau bahkan menjadi negatif. Selain itu, Trump mengatakan bahwa utang AS juga harus diperpanjang.

Sebagai informasi sampai saat ini Amerika memiliki utang sebesar US$ 22.5 triliun, dimana US$ 16.7 triliun diantaranya dipegang oleh publik. Beban utang AS telah tumbuh US$ 2,6 triliun atau 13% dibawah pemerintahan Trump.

Menanggapi pernyataan tersebut, Gubernur The Fed Lael Brainard mengatakan bahwa dirinya tidak melihat suku bunga negatif akan menjadi sesuatu yang sangat berguna bagi perkenomian AS saat ini. The Fed tidak ingin mengikuti langkah yng dilakukan oleh Eropa dan Jepang dimana tingkat suku bunga mereka saat ini berada di area negatif.

Kemudian dari dalam negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) saat ini tengah menyusun rencana pengembangan 10 kota metropolitan baru guna mendukung pertumbuhan 5.7% sebagai target jangka panjang. “Strategi tersebut dinilai sesuai dengan RPJMN 2020 – 2024 yang mentargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5.4% – 6.0%,” ujar dia.

Upaya tersebut dilakukan agar pemerataan pendapatan perkapita dapat tercapai, dimana saat ini Indonesia tersentralisasi pada area tertentu sedangkan jumlah penduduk yang terus bertambah namun pembangunan infrastruktur belum merata.

Proses urbanisasi dan pembangunan kota baru dengan disertai infrastruktur yang kuat dinilai menjadi solusi untuk mempertahankan pertumbuhan jangka panjang. Berdasarkan strategi RPJMN 2020-2024 10 kota metropolitan baru tersebut 6 di antaranya berada di luar pulau jawa. Kota tersebut di antaranya Banjarmasin, Medan, Palembang, Makassar, Manado, dan Bali. Sisa 4 kota metropolitan lain berada di Jawa yaitu DKI Jakarta sebagai kota bisnis, Bandung, Semarang dan Surabaya.

Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 36.595,6 triliun sampai Rp 37.447,6 triliun. Oleh sebab itu saat ini pemerintah menyusun road map rencana pembiayaan yang akan ditawarkan kepada pihak swasta untuk terlibat dalam pembiayaan.

Sumber : investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only