“Tax Holliday” Mulai Diminati Investor

JAKARTA – Fasilitas keringan pajak berupa tax hioliday mulai diminati banyak pengusaha. Indikasi tersebut terlihat dari investasi yang mengalir ke dalam negeri relatif besar.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementrian koordinator bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengungkapkan, hingga September 2019, investasi yang disetujui mencapai 513 triliun rupiah dari 43 investor. Menurutnya, capaian tersebut sangat mengesankan mengingat upaya menarik investasi tersebut bukanlah hal mudah.

“Tidak pernah ada sejarahnya. Sejarahnya dulu sebelumnya tax holiday itu 1, bahkan ada yang 0 realisasinya dalam satu tahun. Ini ada 43 investor dengan 513 triliun rupiah,” ujar Iskandar, Jakarta, Rabu (16/10).

Dia menambahkan investor bukan hanya menginginkan keringanan pajak saja melainkan juga sisi keamanan seperti potensi masalah sosial politik yang terjadi.

Iskandar mengungkapkan invetasi tersebut mengalir ke berbagai macam sektor, termasuk nikel dan baja. Adapun salah satu investor yang tertarik membenamkan modalnya di Tanah Air adalah PT Lotte Chemical Indonesia. Perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) itu akan membangun pabrik petrokimia di Banten. “Lotte sudah masuk sampai 46 triliun rupiah, sementara proses pembebasan lahannya sudah hampir 100 persen,” ujarnya.

Selain dari investor dari Korsel dan Tiongkok, Iskandar menyebutkan 11 negara sudah masuk untuk berinvestasi di Indonesia. “Dari 513 triliun rupiah itu berasal dari 11 negara,” ujarnya.

Menurutnya, adanya kebijakan omnibus law, pemutakhiran Online Single Submission (OSS), dan fasilitas tax holiday ini akan membantu menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia di level lima persen. Terlebih lagi, di tengah kondisi perekonomian global tak menentu saat ini.

Perkuat Konsumsi

Dijelaskan, dengan adanya kebijakan tersebut, pemerintah harus tetap fokus mendorong tingkat konsumsi rumah tangga, termasuk melalui program bantuan sosial seperti transfer Program Keluarga Harapan (PKH). “Jadi, saya yakin pertumbuhan ekonomi kita paling tidak tumbuh lima persen,” ujarnya.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan terbarunya, World Economic Outlook (WEO) October 2019, memperkirakan ekonomi Indonesia mampu tumbuh lima persen tahun ini. Kondisi tersebut diperkirakan membaik pada tahun depan yang diproyeksikan tumbuh 5,1 persen.

Tren tersebut terus tumbuh positif dan terus meningkat hingga mencapai 5,3 persen pada 2024.

Sumbe : Koran-Jakarta.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only