Jakarta – Sejumlah perusahaan e-commerce mulai mengejar keuntungan atau setidaknya mencapai break even point (titik impas) dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan setelah perusahaan tersebut melewati masa-masa “bakar uang” sebagai strategi menggaet konsumen dengan cara memberikan subsidi atau sejenisnya. Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono menuturkan Bukalapak ingin menjadi perusahaan unicorn pertama yang meraih keuntungan.
“Dengan pencapaian performa bisnis yang baik dan modal yang cukup, kami menargetkan untuk dapat mencapai break even point (BEP) bahkan keuntungan dalam waktu dekat,” tutur Intan kepada Tempo, Seni 28 Oktober 2019.
Intan menjelaskan gross prot Bukalapak pada pertengahan tahun ini naik tiga kali lipat dibandingkan pertengahan 2018. Dengan capaian itu, Intan menuturkan Bukalapak mampu mengurangi setengah kerugian dari pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) selama 8 bulan terakhir ini. Capaian tersebut, tutur Intan sesuai dengan tujuan perusahaan untuk menjadi “sustainable e-commerce” atau perusahaan e-dagang yang menghasilkan keuntungan.
“Ini merupakan hal yang amat penting bagi kami. Bukalapak telah melangkah ke tahap yang lebih jauh dan menghasilkan kenaikan inisiatif untuk monetisasi, memperkuat protabilitas, yang saat ini berjalan dengan baik dan bahkan melampaui ekspektasi kami,” tutur Intan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Intan menuturkan Bukalapak tengah berfokus untuk memperkokoh marketplace untuk meningkatkan inklusi keuangan dan potensi ritel di Indonesia. Apalagi berdasarkan laporan dari CLSA pada September lalu, Intan menuturkan terdapat sekitar 85 persen populasi yang belum berbelanja online dan sekitar 70 perse belum pernah bertransaksi online.
Sumber : Tempo.co
Leave a Reply