Sri Mulyani Ungkap Penerimaan Pajak Melambat pada September

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa penerimaan pajak sampai sepanjang tahun sampai September 2019 mengalami perlambatan. Perlambatan terjadi pada hampir seluruh sektor perekonomian, sejalan dengan pelemahan ekonomi global.

“Kami lihat indikator ekonomi Indonesia, penerimaan pajak dari berbagai sektor mengalami pelemahan (dampak) dari pelemahan ekonomi global. Misalnya, sektor manufaktur yang mengalami pendapatan turun sehingga pajak menurun,” kata Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Senin 4 November 2019.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengelar acara rapat kerja bersama antara Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin 4 November 2019. Rapat tersebut digelar untuk membahas soal evaluasi kerja 2019 dan rencana kerja 2020.

Data milik Kementerian Keuangan mengungkap pertambangan menjadi sektor usaha yang paling dalam alami kontraksi. Sampai akhir September 2019 penerimaan sektor ini baru mencapai Rp 43,2 triliun. Angka ini, tumbuh negatif 20,6 persen dan lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2018 yang mampu tumbuh 69,9 persen.

Kemudian, di sektor industri pengolahan atau manufaktur hingga akhir September 2019 mampu mencatatkan penerimaan sebesar Rp 245,6 triliun. Menurut data itu, kinerja sektor ini tercatat tumbuh negatif 3,2 persen.Padahal pada periode yang sama 2018, sektor ini tumbuh 11,7 persen.

Selanjutnya, data juga menunjukkan bahwa realisasi penerimaan sektor perdagangan sampai akhir September tercatat sebesar Rp 176, 2 triliun. Jumlah ini memiliki porsi 21 persen dari total penerimaan pajak. Sektor usaha ini hanya tumbuh 2,8 persen, jauh lebih rendah dari periode 2018 yang bisa tumbuh hingga 25,8 persen.

Kemudian, penerimaan dari sektor jasa keuangan dan asuransi mencapai Rp120, 6 triliun atau menyumbang 14,4 persen dari total penerimaan pajak. Sektor ini hingga akhir September 2019 masih tumbuh 4,9 persen, meskipun lebih rendah dari periode September 2018 yang tumbuh 9,5 persen.

Adapun sektor transportasi dan pergudangan menjadi satu-satunya sektor usaha yang masih mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir September 2019 mampu menyumbang pajak Rp 36, 3 triliun atau tumbuh 18,9 persen secara tahunan. Realisasi pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan ini lebih tinggi dari September 2018 yang mencapai 12,6 persen.

Sumber : TEMPO.CO

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only