Jakarta, Bank Indonesia (BI) memprediksi, anggarannya bakal surplus segede Rp 20,84 triliun tahun depan. Ini pula yang tertuang dalam Rancangan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) Operasional 2020.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penerimaan sejak awal tahun hingga September 2019 mencapai Rp 30,82 triliun, melebihi target ATBI 2019 Rp 27,15 triliun. Dengan capaian itu, ia memperkirakan, penerimaan sampai akhir tahun bisa tembus Rp 35,81 triliun.
Kontribusi penerimaan terbesar datang dari hasil pengelolaan aset valuta asing (valas) yang mencapai Rp 30,78 triliun, atau 113,88% dari target ATBI 2019 Rp 27,03 triliun.
Aset valas terdiri dari kas, giro, tabungan, deposito, persediaan, surat berharga yang dapat diperdagangkan atau marketable securities, piutang, dan tagihan dari transaksi forward, swap, dan option atau plain vanilla valas.
Kata Perry, meningkatnya pengelolaan aset valas itu dipengaruhi meningkatnya cadangan devisa (cadev) Indonesia. Pada Oktober 2019 ini, BI mencatat peningkatan cadev menjadi US$ 126,7 miliar meski September 2019 anjlok ke level US$ 124,3 miliar.
“Dengan cadev yang meningkat, ada komponen dari cadev yang kami arahkan untuk mendapat imbal hasil yang lebih tinggi,” kata Perry, Senin (11/11).
Selain cadev, peningkatan pengelolaan aset valas juga karena strategi dan kebijakan investasi BI. Salah satunya adalah penempatan di obligasi pemerintah dan sukuk.
Selain pengelolaan valas, penerimaan BI juga bersumber dari operasional kegiatan pendukung sebesar Rp 10 miliar serta penerimaan administrasi sebesar Rp 34 miliar. Sayangnya, kedua penerimaan ini masih di bawah target ATBI 2019, dengan rincian target operasional kegiatan pendukung Rp 36 miliar dan penerimaan administrasi dengan target Rp 87 miliar.
Meski sudah mendapatkan capaian itu, BI mengaku masih akan terus mencari imbal hasil yang tinggi, antara lain melalui mortgage bank aset ataupun obligasi korporasi.
Selain penerimaan yang melampaui target, BI juga mencatat surplus operasional hingga 144,05%, Rp 24,84 triliun hingga September 2019. Padahal, sampai akhir tahun BI hanya membidik surplus operasional dalam ATBI 2019 sebesar Rp 17,25 triliun saja.
Surplus operasional ini di dorong oleh pengeluaran BI hingga September 2019 yang lebih kecil dari penerimaan BI hingga September 2019 yang mencapai Rp 30,82 triliun.
Adapun pengeluaran BI hingga September 2019 tercatat hanya sebesar Rp 5,98 triliun atau sudah mencapai 60,37% dari target pengeluaran dalam ATBI 2019 yang sebesar Rp 9.90 triliun.
Pengeluaran yang tercatat hingga September 2019 diantaranya untuk gaji dan penghasilan lain-lainnya.
Sumber : Harian Konytan

WA only
Leave a Reply