JAKARTA. Badan pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019 pada Rabu (5/2) ini.
Sejumlah ekomon memberikan memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun lalu tak beda jauh dari perkiraan awal. Rerata proyeksi ekonom berada di bawah target pemerintah yakni 5,2% yoy.
Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,06% yoy.
“Namun, pertumbuhan ekonomi yang sedikit di atas 5% ini sudah bagus untuk Indonesia karena tetap tumbuh stabil dan kuat di saat negara-negara tetangga justru mengalami perlambatan ekonomi,” jelas Ryan pada Selasa (4/2).
Secara umum, Ryan melihat bahwa perekonomian dalam negeri masih tertolong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga yang memberikan kontribusi sebesar 57% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019.
Ekonom BCA David Samual memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 5,05% yoy dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2019 sebesar 5,1% yoy.
Menurut David, pertumbuhan ini masih ditopang oleh sektor konsumsi. Daya beli masyarakat menengah ke bawah masih stabil sehingga kegiatan konsumsi masih tetap bisa menopang ekonomi.
“Hanya saja, saya melihat permintaan barang durable, terutama dari kalangan menengah ke atas di kuartal IV yang masih lemah dan tentunya ini berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi,” terang dia.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi selama 2019 sekitar 5% – 5,05%. Menurutnya ada sedikit perlambatan 0,1% dari tahun 2018 yang sebesar 5,17%.
Menurut Faisal ada sedikit perlambatan di konsumsi rumah tangga serta investasi akibat Pemilu tahun lalu.
Ekonom Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI, Eric Sugandi mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2019 diprediksi berada pada 5%.
Eric bilang perekonomian Indonesia tahun 2019 masih banyak didorong konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LPNRT) karena partai politik belanja terkait pemilu legislatif dan presiden 2019. Sedangkan, kontribusi pengeluaran pemerintah ke PDB hanya sebesar 8% – 9%.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,03% yoy atau di bawah proyeksi pemerintah.
“Ini juga terjadi seiring dengan tren perlambatan ekonomi global serta meningkatkan tensi dagangdi pasar internasional yang diikuti oleh perlambatan ekonomi mitra dagang utama Indonesia, terutama China,” ujar Josua.
Sumber: harian kontan 5 februari 2020

WA only
Leave a Reply