Indef Prediksi Shortfall Pajak Capai Rp196,8 T

INSTITUTE for Development Economics and Finance (Indef) memprediksi perekonomian Indonesia di 2020 masih akan berada di bawah bayangan awan gelap. Pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi akan berada di kisaran 4,8%, jauh di bawah target yang dibuat pemerintah sebesar 5,3%.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menyebutkan, pertumbuhan 4,8% itu berkaca dari terus melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hanya tumbuh 5,02% sepanjang 2019. Capaian itu jauh lebih rendah ketimbang 2018 dan 2017 yang masing-masing mencapai 5,17% dan 5,07%.

Prediksi rendahnya pertumbuhan di 2020 itu juga disebabkan oleh penerimaan pajak yang juga diproyeksikan akan kembali kurang (shortfall) sebesar Rp196,8 triliun. Perkiraan tidak tercapainya penerimaan pajak itu didasari dari shortfall yang terjadi di 2019.

“Kementerian Keuangan sudah menyampaikan di 2020 akan dimulai relaksasi perpajakan, misalkan saja omnibus law. Ini akan menyebabkan kita shortfall lebih besar,” kata Tauhid dalam diskusi Indef bertajuk 100 Hari Tanpa Akselerasi Ekonomi, Respon atas Kinerja Ekonomi Triwulan IV 2019, kemarin.

Ia khawatir prediksi kurangnya penerimaan pajak hingga Rp196,8 triliun itu tidak dibarengi dengan belanja produktif negara. Opsi yang umum diambil untuk menutupi kekurangan tersebut biasanya dengan menambah utang.

Di kesempatan yang sama, ekonom bidang Makro dan Keuangan Indef Abdul Manap Pulungan juga menyebutkan, potensi defisit di 2020 amat tinggi terjadi. Dengan prediksi shortfall, belanja pajak pemerintah juga akan meningkat.

Menurut catatannya, belanja pajak pemerintah terus meningkat tiap tahunnya. Hal yang sama juga potensial terjadi di 2020.

Sumber : Harian Bisnis Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only