Aturan Insentif Pajak bagi Industri Padat Karya

Insentif investment allowance bisa dimanfaatkan oleh 45 sektor industri padat karya

Jakarta, Investasi menjadi salah satu komponen yang diharapkan menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia pada tahun ini. Terlebih, ekonomi Indonesia pada tahun ini bakal tertekan karena adanya wabah Covid-19 yang semakin meluas.

Sebab itu, pemerintah kembali memberikan insentif bagi dunia usaha di tengah mewabahnya Covid-19. Kali ini, insentif tersebut berupa fasilitas pajak penghasilan (PPh) dalam bentuk pengurangan penghasilan neto untuk penanaman modal tertentu alias investment allowance.

Insentif ini dapat dimanfaatkan oleh sejumlah sektor industri padat karya. Insentif anyar ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 16 Tahun 2020. Ini merupakan aturan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45/2019.

Pada PMK tersebut, wajib pajak (WP) yang menanamkan modal baru pada industri padat karya, berhak menerima insentif pengurangan pajak penghasilan neto sebesar 60% dari jumlah penanaman modal berupa aktiva tetap berwujud termasuk tanah, yang digunakan untuk kegiatan usaha utama.

Insentif investment allowance ini diberikan selama enam tahun terhitung sejak mulai berproduksi komersial. Pengurangan penghasilan neto masing-masing sebesar 10% per tahun.

Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi industri padat karya untuk bisa memanfaatkan fasilitas diskon perpajakan ini. Pertama, merupakan wajib pajak badan dalam negeri.

Kedua, melakukan kegiatan usaha utama yang tercakup dalam 45 sektor industri padat karya yang telah ditetapkan dalam PMK. Ketiga, memperkerjakan tenaga kerja Indonesia paling sedikit rata-rata 300 orang dalam satu tahun pajak.

Yang perlu menjadi catatan adalah: insentif ini tidak berlaku bagi wajib pajak yang telah menerima insentif lain seperti tax allowance, tax holiday, dan fasilitas PPh dalam Kawasan Ekonomi Khusus. Selain itu, pemberian insentif investment allowance kepada wajib pajak didasarkan pada izin usaha atau pendaftaran penanaman modal yang telah diterbitkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui sistem online single submission (OSS).

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa, promosi yang dilakukan pemerintah hingga saat ini, telah berhasil menggaet beberapa investor untuk menanamkan duitnya di dalam negeri. Salah satu yang paling besar, yaitu perusahaan dari Asia yang tertarik untuk membangun smelter mineral dengan nilai investasi US$ 3 miliar-US$ 4 miliar.

Terbaru, Indonesia menandatangani nota kesepahaman kerja sama bisnis dengan pemerintah Belanda. “Beberapa kerja sama bisnis ada yang bisa segera dieksekusi dan ada yang masih dalam proses penjajakan,” tandas Farah Ratnadewi Indriani, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM, Selasa (17/3).

Kerja sama yang bisa dieksekusi segera, antara lain pembangunan pabrik untuk sektor industri makanan dan minuman. Sementara, kerja sama yang masih dalam tahap penjajakan, yaitu untuk sektor hilir migas.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only