Realisasi APBN Persempit Defisit

Kinerja anggaran negara hingga bulan kedua tahun ini masih belum memuaskan. Penerimaan pajak yang kendor serta belanja pemerintah yang jorjoran menyebabkan defisit anggaran makin lebar.

Banjir stimulus pada awal tahun juga memaksa pemerintah untuk merogoh kantong lebih dalam. Apalagi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disiapkan untuk mengawal proses pemulihan ekonomi akibat penyebaran virus corona.

Realisasi pendapatan negara tercatat Rp216,6 triliun, terkontraksi 0,5% dibandingkan dengan periode yang sama 2019 Rp217,8 triliun. Realisasi itu setara dengan 9,7% dari target APBN 2020 senilai Rp2.233,2 triliun.

Belanja negara mencapai Rp279,4 triliun, tumbuh 2,8% dibandingkan dengan penyerapan per akhir Februari 2019 senilai Rp271,8 triliun.

Penerimaan pajak tercatat merosot hingga 5% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu. Realisasi penerimaan pajak hingga 29 Februari 2020 tercatat senilai Rp152,9 triliun atau 9,3% terhadap target APBN 2020 senilai Rp1.642,6 triliun.

Realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 29 Februari 2020 tercatat Rp25 triliun, atau 11,25% dari target Rp223,1 triliun. Realisasi ini mencatatkan pertumbuhan 51,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp16,5 triliun.

Defisit APBN tercatat mencapai Rp62,8 triliun atau setara dengan 0,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar Rp54 triliun atau 0,34% dari PDB.

APBN akan diprioritaskan untuk sektor kesehatan, jaring pengaman sosial, dan sektor usaha termasuk industri kesehatan. Hal ini ditetapkan setelah Indonesia dihantam oleh wabah virus corona.

Sumber : Harian Bisnis Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only