Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, percaya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 masih positif meski tengah berperang melawan virus corona (Covid-19). Walaupun jumlahnya lebih kecil dibandingkan pada kuartal sebelumnya, namun Bahlil yakin pertumbuhan ekonomi di 3 bulan pertama tahun ini tetap akan tumbuh lebih dari 4 persen.
“Triwulan 2 itu akan menurun. Pertumbuhan ekonomi kita di 2020 triwulan 1 saya masih yakin di atas 4 persen,” kata Bahlil dalam sesi Market Sounding bersama Kementerian PUPR, Kamis (30/4).
Kendati demikian, Bahlil tetap memperingatkan agar negara waspada terhadap wabah pandemi yang berkepanjangan. Sebab, jika dibiarkan, itu jelas akan semakin merusak perekonomian nasional.
“Namun di triwulan II itu hati-hati kita akan menurun. Ini bisa sampai 0 persen. Kalau masih landai lagi kita bisa turun minus,” imbuh dia.
Jika pandemi Covid-19 bisa cepat berlalu pada Juni mendatang, maka dia punya keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi negara dapat kembali bangkit di Triwulan III dan IV 2020. “Kami setuju bahwa di masa Covid-19 ini adalah konsolidasi ke dalam untuk persiapkan segala sesuatu yang terkait dengan proses. Ketika Covid-19 selesai kita take off,” tuturnya.
Akibat Corona, Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 di 2,3 Persen
Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 2,3 persen. Wabah virus corona faktor utama terkoreksi dalamnya pertumbuhan ekonomi.
Prediksi itu merupakan skenario berat dari hasil diskusi antara Bank Indonesia, Menteri Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Berdasarkan laporan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, virus corona akan mencapai puncaknya pada bulan Juni dan Juli. Sehingga pertumbuhan ekonomi pun terkoreksi lebih dalam.
“Skenario berat itu 2,3 persen pertumbuhan ekonomi di 2020,” kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (9/4).
Pada kuartal pertama, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi di angka 4,7 persen. Kemudian mengalami penurunan cukup dalam di kuartal kedua hingga 1,1 persen.
Lalu pada kuartal tiga naik tipis menjadi 1,3 persen. Lalu kembali naik di kuartal keempat sebesar 2,4 persen. “Itulah yang kemudian disepakati bersama dan itu jadi acuan,” kata Perry.
Prediksi itu yang menjadi dasar berbagai stimulus diberikan pemerintah ke berbagai sektor. Setidaknya pemerintah menyuntikan dana hingga Rp405 triliun dalam menanggulangi dampak wabah virus corona.
Akibatnya defisit fiskal untuk pertama kalinya lebih dari 3 persen dari PDB. Yakni 5,7 persen di tahun 2020.
Sumber : Merdeka.com
Leave a Reply