Koreksi Dalam Pertumbuhan Ekonomi India Hingga PM Jepang Mundur

JAKARTA, – Pertumbuhan ekonomi India mengalami koreksi yang cukup dalam sebesar -23.9%. Penurunan ini merupakan yang paling rendah sejak tahun 1996, karena secara perhitungan seharusnya koreksi hanya berkisar di -18%, namun kenyataannya selalu lebih pahit daripada perhitungannya.

Sejauh ini, India terus bertahan dengan mengurangi pembatasan aktivitas perekonomian, namun peningkatan jumlah korban yang terinfeksi oleh virus corona diperkirakan akan menghambat pemulihan ekonomi tersebut. Dengan meningkatnya jumlah korban virus corona, diperkirakan ekonomi yang digerakkan oleh faktor konsumsi dapat kembali tertahan.

Dalam laporannya, tingkat pertumbuhan ekonomi India terlihat mengalami penurunan paling dalam terjadi pada sektor keuangan yang mengalami penurunan sebanyak 5,3% secara kuartal kalau dibandingkan dengan tahun lalu. Sektor perdagangan, hotel, transportasi, dan komunikasi turun sebanyak 47%. Sektor manufaktur turun 39,3%, konstruksi turun 50,3%. Hasil pertambangan turun 23,3%, listrik dan gas turun 7%. Namun, kenaikkan justru ada pada sektor pertanian yang naik sebanyak 3,4%.

Hingga saat ini, bauran kebijakan moneter dan fiskal terus berupaya untuk menopang perekonomian agar dapat bertahan dari fase resesi. Namun pemerintah dari sisi kebijakan fiskal masih terlihat memberikan dorongan dalam kapasitas yang terbatas karena terkendala pada pertumbuhan pendapatan, di satu sisi yang lain dari kebijakan moneter, Bank Sentral India sudah memangkas tingkat suku bunga sebanyak 115 bps sepanjang tahun ini yang dimana itu artinya akan meningkatkan likuiditas di pasar.

“Kami melihat apabila yang berperan lebih banyak hanyalah kebijakan moneter, tetap kebijakan tersebut tidak akan maksimal. Fungsi fiskal juga harus dilonggarkan dan diberikan, karena apabila pemerintah masih menunda kebijakan fiskal, cepat atau lambat luka perekonomian akan semakin dalam,” ulas Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Selasa (1/9).

Adapun prospek perekonomian ke depan yang masih dilingkupi ketidakpastian, para pembuat kebijakan diharapkan dapat memberikan ruang yang lebih besar untuk pemberian stimulus. Pemerintah India diperkirakan akan menghadapi defisit anggaran tahun ini lebih dari 7% dibandingkan dengan tingkat GDP nya, dan data inflasi diperkirakan akan bergerak di kisaran 2% – 6% yang dimana akan membuat potensi penurunan tingkat suku bunga Bank Sentral juga menjadi terbatas.

Beralih ke Jepang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengundurkan diri dengan pernyataan untuk menjalani perawatan penyakit kronis. Namun Abe mengatakan bahwa dirinya akan tetap tinggal hingga Partai Demokrat Liberal mengadakan pemungutan suara internal untuk memilih siapa yang akan mengganti Abe, terlebih lagi Abe masih akan tetap menjadi anggota parlemen setelah dia mengundurkan diri.

Pemilihan suara untuk mencari pengganti Abe mungkin akan dilaksanakan pada tanggal 15 September mendatang. Abe merupakan seseorang yang berjuang untuk perekonomian Jepang agar keluar dari siklus deflasi dan sebagai sosok yang dikenal membuat Abenomics.

Abe menciptakan kebijakan-kebijakan yang mendorong perekonomian Jepang untuk lebih ekspansi yang sebelumnya mengalami hambatan akibat adanya resesi ekonomi global dengan mendorong quantitative easing yang sangat agresif dari Bank Sentral Jepang, menambahkan anggaran infrastruktur hingga mendevaluasi yen.

Abe juga mendorong peningkatan hubungan mitra dagang dengan Tiongkok dan menjaga hubungan baiknya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Betapa pentingnya Abe bagi perekonomian Jepang disambut dengan penurunan saham di Jepang ketika Abe mengundurkan diri. Dengan adanya Abe, perekonomian Jepang yang lesu didorong untuk bangkit dan hidup kembali melalui berbagai pelonggaran kebijakan moneter yang bahkan belum pernah terjadi sebelumnya.

Mundurnya Abe membuat para pelaku pasar dan investor berharap bahwa penerus Abe melanjutkan pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter yang agresif. Beberapa calon penerus Abe mulai bermunculan diantaranya adalah Suga dan Shigeru Ishiba sang mantan Menteri pertahanan. Ada juga Menteri Keuangan Taro Aso yang dianggap sebagai sosok yang lebih tepat.

Saat ini fokus Abe adalah bekerja untuk menuntaskan virus corona yang telah menyebar di seluruh Jepang, dan membuat perekonomian Jepang dapat bertahan dari penurunan. Hubungan uniknya dengan Trump yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir menjadi sebuah kenangan manis yang diingat oleh pasar, khususnya tatkala keduanya bermain golf.

Dari dalam negeri, penurunan raihan pajak pada semester I 2020, kali ini pemerintah kembali melakukan penambahan Barang Kena Pajak (BKP) yang mendapat kebebasan PPN. Kali ini, BKP bersifat strategis yang mendapatkan fasilitas fiskal mencakup impor Liquified Natural Gas (LNG) serta penyambungan dan biaya beban listrik di bawah 6.600 VA.

Keputusan pembebasan PPN ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.48/2020. Dalam pertimbangan beleid tersebut pemerintah menjelaskan bahwa pemberian fasilitas fiskal ini dilakukan dengan menimbang sejumlah aspek, salah satunya untuk memberikan kepastian hukum dan meningkatkan rasio elektrikalisasi secara nasional. Adapun, beleid baru ini merevisi PP No.81/2015. Dengan bertambahnya LNG sebagai BKP yang dibebaskan dari pungutan PPN, maka jumlah impor BKP yang dibebaskan PPN bertambah menjadi 10 BKP.

Sementara BKP tertentu bersifat strategis yang juga mendapatkan fasilitas pembebasan PPN bertambah menjadi 12 barang kena pajak atau BKP. Jika merujuk ke beleid tersebut, ketentuan itu mulai berlaku pada tanggal 24 Agustus 2020 lalu.

“Kami melihat hal ini memang akan berdampak pada pendapatan fiskal pada tahun 2020, namun apabila hal tersebut dapat dilakukan tentu saja diharapkan dapat menurunkan tarif bagi industry. Sehingga hal tersebut dinilai menjadi solusi untuk menjaga biaya di sektor riil dapat rendah yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta menjaga harga jual di masyarakat,” ujar Pilarmas Sekuritas.

Sumber :investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only