JAKARTA, – Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 diproyeksi melanjutkan kinerja negatif.
Ekonomi diperkirakan tumbuh minus 2 persen.
“Memang kuartal III kemungkinan tumbuh negatif, dari data-data yang ada kemungkinannya kontraksi, minus 2 persen,” ungkapnya dalam webinar tentang ‘Dukungan Pemerintah dan Peranan UMKM Terhadap Pemulihan Ekonomi Nasional’, Kamis (17/9/2020).
Ia menjelaskan, proyeksi tersebut berdasarkan perkembangan indikator-indikator yang mencerminkan perekonomian Indonesia. Seperti pertumbuhan penerimaan pajak dan uang beredar yang negatif.
“Ini berdasarkan data estimasi terakhir kami dari penerimaan pajak dan pertumbuhan uang beradar yang mengalami penurunan,” kata dia.
Kendati bakal berkinerja negatif, Iskandar menyatakan, perekonomian kuartal III-2020 tentu lebih baik dari kuartal II-2020 yang terkontraksi cukup dalam yakni minus 5,32 persen imbas dari pandemi Covid-19.
Perbaikan ini tercermin dari beberapa indikator di Agustus 2020, seperti PMI manufaktur, indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, hingga inflasi inti yang mengalami kenaikan.
“Jadi jika dilihat ini sudah alami perlambatan kontraksinya,” imbuh dia.
Namun demikian, Iskandar menekankan, ekonomi yang belum cukup pulih ini tetap perlu diwasapadai. Setiap otoritas perlu memperhatikan sektor-sektor ekonomi yang cukup terpukul akibat pandemi, sehingga bisa segera ditangani untuk bisa bertahan di tengah krisis.
“Ini tetap perlu diwaspadai, misalkan ekonomi memang belum pulih yah perhatikan sektor-sektornya, seperti transportasi, akomodasi dan mamin itu sangat turun pertumbuhannya, kalau perdagangan itu nanti memang bisa cepat banget pulihnya,” ujarnya.
Sumber ; kompas.com
Leave a Reply