Makin Kencang dengan Relaksasi Pajak

Aturan penghapusan PPN mobil baru bisa mendorong permintaan otomotif

JAKARTA. Kementerian Perindustrian mencuatkan rencana untuk merelaksasi pajak penjualan kendaran bermotor untuk tipe mobil baru kepada Kementerian Keuangan. Relaksasi ini berupa pengurangan pajak menjadi 0% yang bertujuan mendorong pertumbuhan sektor otomotif.

Head of Investor Relation PT Astra Internasional Tbk (ASII) Tira Ardianti mengatakan relaksasi pajak ini merupakan hal yang postif bagi industri otomotif karena bisa membuat harga kendaraan menjadi lebih terjangkau. Astra akan menunggu kepastian aturan ini.

“Jadi harapannya, insentif pajak dapat mendorong daya beli. Namun, efektif atau tidaknya tergantung salah satunya dari sisi waktunya, yaitu kapan kebijakan ini akan terealisasi dan berapa lama kebijakan ini akan diterapkan,” ujar Tira, Kamis (17/9).

Penjualan mobil ASII mulai menunjukkan pemulihan dalam tiga bulan terakhir. Periode Agustus 2020, penjualan mencapai 16.773 unit, naik 65,4% dari realisasi penjualan Juli 2020, yang 10.140 unit. Jika diakumulasikan, penjualan mobil ASII sepanjang delapan bulan pertama 2020 masih 166.418 unit, atau turun 51,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Tira menegaskan, ASII belum mengubah proyeksi target penjualan. ASII masih mengikuti proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Asosiasi ini memproyeksikan total penjualan mobil nasional sekitar 600.000, turun 40% di tahun ini.

Angin segar rencana kebijakan ini pun disambut positif oleh emiten penyedia dealer, salah satunya PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS). Kebijakan yang mendukung daya beli diharapkan dapat membantu kinerja otomotif secara umum.

Apalagi, aturan ini nantinya membuat harga beli kendaraan menjadi lebih terjangkau. “Hal ini dinilai baik guna menjaga tren positif penjualan mobil yang mulai meningkat seiring aktivitas PSBB yang dilonggarkan sejak bulan Juni 2020,” ujar Yosef, Investor Relations CARS.

Saham otomotif

Sinyal pemulihan terlihat pada penjualan CARS. Pada periode Juli, CARS berhasil menjual 767 unit, lebih tinggi 13,12% dibandingkan realisasi penjualan Juni 2020 yang mencapai 678 unit.

Meski demikian, CARS belum memasang target optimistis. Sama seperti Grup Astra, CARS mengacu proyeksi Gaikindo terkait lesunya penjualan otomotif tahun ini.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, aturan relaksasi pajak ini menjadi sentimen positif bagi emiten penyedia layanan dealer. Tetapi, tidak berdampak signifikan mendorong permintaan mobil. “Masyarakat lebih fokus kepada kebutuhan pokok dan kesehatan karena aktivitas ekobomi yang belum pulih,” ujar Sukarno, kemarin.

Jika nantinya ada pertumbuhan permintaan mobil anyar, emiten multifinance pun akan kecipratan untung dengan naiknya kredit kendaraan. “Karena multifinance akan inline dengan emiten dealer mobil,” sambung dia.

Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr juga bilang, pemulihan penjualan mobil akan lebih cepat seiring harapan pulihnya kondisi perekonomian secara gradual ke depan jika aturannya diterapkan.

Zamzami menilai, ASII menarik dikoleks lantaran harganya masih terdiskon. Sementara Sukarno melihat, beberapa saham multifinance layak dilirik seperti ADMF CFIN, MFIN, dan TRUS. Investor bisa memanfaatkan momentum koreksi untuk masuk saham-saham ini.

Sumber: Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only