Pajak 0% Ditolak, Pabrik Mobil RI Ungkit Kebijakan Malaysia

Jakarta, – Penjualan mobil di Indonesia masih belum bisa normal akibat pandemi Covid-19. Padahal, biasanya kala normal periode sekarang Juli-Oktober adalah masa ‘panen’ para agen pemegang merek (APM) menjual kendaraan.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Otomotif Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mencoba membandingkan dengan yang terjadi di Malaysia. Industri otomotif Negeri Jiran itu juga awalnya sempat mengalami perlambatan.

“Negara tetangga Malaysia, mereka melakukan pola yang kurang lebih sama, pembebasan pajak kendaraan bermotor. Malaysia mulai memberlakukan mulai Juli, dampaknya langsung terlihat. Malaysia sebelum pandemi terdampak parah, bahkan data yang saya lihat penjualan per Mei cuma 400-an unit, nggak sampe seribu,” sebutnya, Selasa (10/10).

Namun, kebijakan relaksasi pajak yang diambil pemerintah dapat membalikkan keadaan, penjualan diklaim bisa kembali meningkat.

“Tapi Juli diberlakukan, saat ini mereka penjualannya lebih dari sebelum kondisi pandemi. Kemudian dapat info juga kebijakan ini yang semula dilakukan sampai Desember, kemudian nampaknya diperpanjang sebagai katalisator percepatan pemulihan ekonomi di Malaysia,” kata Kukuh.

Hal ini sebenarnya juga terjadi di Indonesia, penjualan dari bulan ke bulan terus meningkat. Padahal, tidak ada relaksasi pajak yang diberikan. Beranjak penjualan itu memang tidak langsung tinggi. Meski demikian, pertumbuhannya terus positif.

“Indikasi setelah Mei bottom rock, jadi Mei paling berat bagi industri otomotif. Dimana wholesales sekitar 3 ribuan. Tapi Juni-September ada tren kenaikan, tapi sejauh ini tren itu masih jauh dari yang kami harapkan. Dalam kondisi normal normal, rata-rata wholesale otomotif Indonesia 90-100 ribu, jadi jauh sekali di bawahnya, kita harap bisa rebound secepatnya,” jelas Kukuh.

“Semula nampaknya September kita harapkan meningkat tapi ada PSBB lanjutan. Ini agak mengerem laju pertumbuhan. Kita berharap ada terus perbaikan, namun cukup berat sampai akhir tahun. Sesuai prediksi saat itu 600 ribu dengan catatan asumsi bulan Juni pandemi lebih baik, tapi sampai sekarang masih berat,” lanjutnya.

Sumber : CnbcIndonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only