Menanti Efek Ganda Insentif PPN Properti

Stimulus sektor properti bisa mendorong permintaan keramik, baja dan ritel bahan bangunan.

JAKARTA. Para pelaku industri keramik, baja dan bahan bangunan berharap menuai berkah dari kebijakan stimulus di sektor properti. Pemerintah baru saja mengucurkan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk harga rumah hingga Rp 5 miliar.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan pihaknya menyambut baik kebijakan pemerintah yang memberikan diskon 100% PPN untuk rumah seharga di bawah Rp 2 miliar, serta diskon 50% PPN bagi rumah dengan harga di atas Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar.

Asaki berharap kebijakan ini mampu menggairahkan kembali bisnis properti yang lesu dalam beberapa tahun terakhir. “Membaiknya bisnis properti menjadi angin segar bagi sektor bahan bangunan terutama industri keramik,” jelas dia kepada KONTAN, kemarin.

Edy bilang, kebijakan di sektor properti ini ditambah adanya larangan pemakaian produk bahan bangunan impor, bisa membantu mendongkrak utilitas produksi industri keramik di tahun 2021. “Estimasi utilitas tahun ini meningkat ke level 75%, di mana pada tahun lalu utilitasnya hanya di angka 56%,” kata dia.

Pelaku industri keramik bisa memanfaatkan momentum ini dengan meningkatkan produksi, inovasi produk, memanfaatkan banyak kanal distribusi, hingga peningkatan pelayanan terutama quality assurance & after sales services.

Chief Financial Officer PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), Rudy Sujanto menilai kebijakan relaksasi PPN untuk properti bisnis membantu sektor pendukung lainnya karena nilai investasi properti akan turun. “Hal ini bisa mendorong pertumbuhan permintaan pasar properti yang secara langsung meningkatkan permintaan keramik,” jelas dia.

Menurut Rudy, hal itu sejalan dengan rencana Arwana pada tahun ini untuk menambah satu pabrik khusus produksi glazed porcelain yang selama ini populer untuk perumahan segmentasi menengah ke atas. Manajemen ARNA menargetkan volume penjualan keramik tahun ini tumbuh 10% yoy.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Silmy Karim menilai, kebijakan di sektor properti juga berdampak positif terhadap permintaan baja. “Namun untuk perincian dampaknya akan seperti apa, terlalu dini menyimpulkan,” kata dia, kemarin.

Untuk menangkap momentum ini, KRAS akan terus melakukan penetrasi pasar. Mereka akan melanjutkan peluncuran produk baja hilir maupun pengembangan penjualan dengan mengaplikasikan berbagai platform digital (KS Go Digital). Krasmart Connect pun mulai diaplikasikan pada tahun ini sehingga semakin memudahkan konsumen untuk melakukan pemesanan produk baja.

Krakatau Steel berharap dengan kebijakan yang mendukung industri besi dan baja dalam negeri, maka utilitas pabrik nasional akan meningkat. Sejalan dengan itu, KRAS membidik volume penjualan tumbuh 25% yoy hingga tutup tahun 2021.

Sementara Direktur PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO), Setia Budi Purwadi menilai, kebijakan relaksasi PPN untuk rumah dan apartemen hanya berlaku untuk properti siap huni, bukan inden untuk pembangunan baru. “Apabila untuk rumah atau apartemen siap huni tidak berdampak langsung ke penjualan produk sanitary,” kata dia.

Namun, Setia bilang jika pengembang membangun hunian baru, maka bisa meningkatkan penjualan produk sanitary. Dia tak memerinci efeknya lebih lanjut ke kinerja TOTO.

Sekretaris Perusahaan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP), Idrus H. Widjajakusuma mengatakan, geliat bisnis properti secara tidak langsung dapat memberikan dampak positif pada penjualan bahan bangunan di pasar tradisional dan modern.

Manajemen juga PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) berharap kebijakan ini berefek positif. “Biasanya orang yang membeli rumah akan membeli barang perlengkapan rumah tangga dan gaya hidup di Ace Hardware,” kata Sekretaris Perusahaan ACES, Helen Tanzil.

Sumber: Harian Kontan, Rabu 03 Mar 2021 hal 13

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only