Asuransi dan Multifinance Tangguk Berkah Relaksasi

JAKARTA. Insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) hingga 0% berpeluang mendorong jumlah pemesanan mobil baru sejak awal Maret lalu. Kenaikan penjualan otomotif memberikan angin segar kepada bisnis asuransi umum.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengungkapkan, kebijakan relaksasi dan stimulus pemerintah mendorong aktivitas ekonomi dan bisnis. Terutama yang melibatkan perbankan diikuti permintaan asuransi.

Dody mengatakan, AAUI mengimbau anggotanya agar melakukan review portofolio bisnis dan pencadangan teknis, agar dapat mengantisipasi liability ke depan. Sumber bisnis lini asuransi kendaraan bermotor saat ini lebih banyak dari perusahaan pembiayaan.

Relaksasi pajak dan uang muka pembelian kendaraan, kata Dody, akan meningkatkan permintaan asuransi. “Namun ini sekaligus membuat perusahaan asuransi semakin ketat melakukan assessment risiko, karena kondisi yang terjadi saat ini bukan kondisi normal, tapi intervensi. Jika tidak, akan berdampak kepada kondisi keuangan perusahaan asuransi,” ungkap dia.

AAUI tidak membuat proyeksi 2021 dan 2022, karena kondisi eksternal masih volatil. NamunAAUI berharap tahun 2021 bisa tumbuh dibanding 2020, dan minimal sama dengan tahun 2019.

Presiden Direktur Aswata Christian Wirawan Wanandi juga berharap dengan relaksasi PPnBM, bisnis asuransi kendaraan bermotor dapat lebih baik dari tahun lalu. “Tahun lalu, premi asuransi kendaraan turun 30%. Tahun ini kita targetkan naik 20% dari tahun lalu,” ujar Christian.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) menilai diskon PPnBM berpengaruh pada peningkatan penjualan mobil. Berdampak pada sektor consumer financing atau embiayaan kendaraan bermotor. “Mengingat 80% pembelian kendaraan roda empat elalui skema kredit, tentunya ini juga berdampak pada meningkatnya placing asuransi kendaraan bermotor,” ungkap Diwe Novara, Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo.

Industri multifinance juga kecipratan berkah relaksasi. Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman yakin, di Maret 2020 ini pembiayaan kendaraan khususnya di CNAF akan mulai memperlihatkan peningkatan yang cukup menggembirakan dari sisi month on month maupun year on year domino efek relaksasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah juga Regulator.

“Kami masih sangat optimistis di tahun 2021 aset kelolaan juga realisasi kredit CNAF akan meningkat dobel digit bila dibandingkan dengan tahun 2020,” ungkap Ristiawan, belum lama ini.

Direktur Utama PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja pun optimistis kinerja portofolio otomotif pada perusahaan pembiayaan secara umum akan mengalami lonjakan pada periode Maret 2021. Sampai dua pekan lalu, kinerja MUF naik 15% ketimbang Februari 2021 atau sejak ada diskon PPnBM. “Dengan adanya kemungkinan PPnBM untuk mobil di atas 1.500 cc, kami mengharapkan akan membuat pasar kian bertumbuh,” tandas Stanley.

Sumber: Harian Kontan, Senin 29 Mar 2021 hal 10

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only