Insentif Ongkir Bisa Dongkrak Konsumsi

JAKARTA. Pemerintah berupaya keras mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 agar bisa sesuai target 7%-8%. Pemerintah pun sudah mengeluarkan daya upaya untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi tersebut dengan pemberian ragam insentif dan stimulus pendongkrak konsumsi.

Pertama, pemberian pembebasan dan diskon PPnBM untuk pembelian mobil dapur pacu hingga 1.500 cc serta yang terbaru bagi kendaraan dengan kapasitas mesin 1.500 cc -2.500 cc. Pemberian insentif tersebut pemerintah harapkan bisa memacu penjualan otomotif di tanah air.

Kedua, stimulus kredit usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebesar Rp 400 miliar mulai 20 April 2021. Tujuannya untuk meningkatkan permodalan debitur UMKM.

Dan yang teranyar pemerintah menggelontorkan dana Rp 500 miliar untuk subsidi transaksi belanja online di marketplace berupa gratis ongkos kirim (ongkir) dalam periode Hari Belanja Nasional H-10 dan H-5 Lebaran untuk transaksi produk nasional.

“Kami ingin dorong aktivitas masyarakat tapi tidak ingin Covid-19 meningkat, jadi ini titik tengahnya,” kata Sri Mulyani, Jumat (9/4).

Sri Mulyani juga mengungkapkan, bahwa dalam merumuskan ragam kebijakan tersebut, pemerintah sangat hati-hati dan teliti supaya bisa memberi dampak yang positif bagi masyarakat.

Ia pun optimistis dengan ragam insentif tersebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 berada di zona positif kisaran 7% hingga 8%.

“Kami berharap, di kuartal II-2021 ini akan terjadi rebound. Program prioritas, terutama di daerah, akan kami lakukan. Nanti lewat pemerintah daerah, maupun K/L akan melakukan berbagai program, termasuk padat karya,” ujar Sri Mulyani, Jumat (9/4).

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai ragam insentif yang digelontorkan pemerintah bisa membuat target pertumbuhan 7%-8% di kuartal II tercapai. “Ekonomi seharusnya sudah bounch back dan minimal tumbuh 5% yoy pada kuartal II-2021,” katanya kepada KONTAN, Jumat (9/4).

Adapun insentif yang mempunyai efek positif, menurut David, adalah pemberian gratis ongkir. Apalagi pemberian insentif tersebut berbarengan dengan larangan mudik Lebaran tahun ini.

Tetapi ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai larangan mudik Lebaran tahun ini bisa mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021. “Mudik biasanya menjadi salah satu faktor utama naiknya pertumbuhan ekonomi musiman,” katanya.

Larangan tersebut akan membuat mobilitas masyarakat jadi terbatas. Walhasil, ia proyeksi, pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 hanya berkisar 5%-6% saja.

Sumber: Harian Kontan, Senin 12 Apr 2021 hal 2

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only