Jatuh Hati Investasi di Properti

JAKARTA. Bagi Dani Indra Bhatara, investasi di sektor properti menjadi pilihan seksi di tengah pandemi. Pria yang saat ini menjabat sebagai Direktur Coldwell Banker Commercial ini sudah hapal betul asam garam berinvestasi di sektor properti.

Pria yang akrab disapa Dani ini mulai berkecimpung di investasi properti sejak 2000. Sebagaimana kebanyakan orang, ia pertama kali membeli properti untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal.

Tapi, karena Dani bekerja di sektor properti dan selalu melakukan kajian pasar terkait produk properti, informasi pergerakan harga hingga pola investasi dari para investor mendorong Dani menanamkan investasi di sektor ini.

Dani menilai investasi properti lebih terukur dari sisi investasi dan risiko. “Selain mendapatkan capital gain, keuntungan dari sewa juga menjadi daya tarik sektor ini,” terang pria kelahiran Bandung ini.

Bak gayung bersambut, kesempatan datang karena dirinya mendapatkan penawaran khusus dari perusahaan tempatnya bekerja yang sedang mengembangkan kawasan baru. Ini dia nilai sebagai kesempatan dalam melakukan investasi di produk rumah.

Saat ini, 90% investasi Dani ada di sektor properti. Sebagian besar properti miliknya adalah apartemen, karena selain sebagai tempat tinggal, nilai sewa juga lebih tinggi dibandingkan rumah.

Dani menyebut, kepastian dari sisi legalitas dan serah terima menjadi aspek penting dalam investasi properti. Karena itu, Dani cenderung mengambil properti dari developer yang terpercaya. Bila membeli unit secondary, ia memastikan bangunan dan legalitasnya dapat langsung dilihat pembeli.

Saat tepat investasi

Selain properti, Dani juga menempatkan sekitar 10% portofolio investasinya di reksadana campuran dan unitlink. “Tentunya investasi ini untuk mendapatkan capital gain dan sekaligus tabungan untuk hari tua,” imbuh pria yang menamatkan pendidikan sarjana di jurusan Planologi Institut Teknologi Bandung ini.

Untuk saat ini, Dani mengaku masih belum tertarik berinvestasi di saham, karena belum mendalami informasi terkait.

Sudah lama menekuni dunia properti, bukan berarti perjalanan investasi Dani berjalan mulus-mulus saja. Dani mengaku pernah melakukan pembelian pada saat harga sedang berada di puncaknya (peak), sehingga yang ada malah terjadi penurunan harga. “Memang perlu diperhatikan real value dari sebuah properti, bukan hanya hype karena peningkatan harga,” sambung dia.

Di sisi lain, Dani juga pernah merasakan keuntungan yang cukup signifikan saat berinvestasi properti. Kata dia, jika seseorang membeli properti sebelum tahun 2012, pasti pernah merasakan kenaikan yang tinggi, bahkan mencapai dua hingga tiga kali lipat dari harga awal.

Pun, di saat pandemi saat ini, Dani menilai investasi di sektor properti, khususnya rumah, bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, tentu perlu diperhatikan aspek legalitas, komitmen pembangunan, hingga kualitas dari pengembangnya.

Apalagi saat ini sektor properti cukup banyak diguyur sentimen positif, seperti kebijakan suku bunga rendah, down payment (DP) hingga 0%, dan subsidi pajak pertambahan nilai (PPN).

Sementara itu, kebijakan terkait vaksinasi masal akan memberikan sentimen positif pada perekonomian secara umum, yang pada akhirnya juga mendorong sentimen positif terhadap sektor perkantoran, hotel, ritel, hingga kawasan industri.

Bagi yang ingin berinvestasi di properti, Dani mengingatkan perlunya melihat prospek di masa mendatang, sehingga nilai propertinya bisa meningkat. Infrastruktur yang akan dibangun di area sekitar, seperti jalan tol hingga stasiun kereta, bisa menjadi indikator.

Untuk landed house, area Parung Panjang hingga Maja menarik dilirik. Sedangkan untuk apartemen, kedekatan dengan pusat bisnis (CBD), stasiun KA/LRT/MRT, kawasan industri, hingga sarana pendidikan seperti universitas, masih menjadi pertimbangan utama bagi investor. Dani juga menekankan, jangan ragu untuk melihat peluang di apartemen jenis secondary.

Sumber: Harian Kontan, Sabtu 24 April 2021 hal 5

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only