PT Semen Indonesia Tbk terus mengembangkan produk di luar semen yakni mortar dan inovasi digital untuk solusi bangunan.
JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk menyiapkan sejumlah strategi untuk memompa kinerja bisnis sepanjang tahun 2021 ini. Manajemen emiten bersandi saham SMGR ini akan memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang mulai menggeliat, setelah pukulan telak dari pandemi Covid-19.
SMGR mengalami penurunan volume penjualan semen sebesar 7,9% (yoy) menjadi 39,84 juta ton pada tahun 2020 lalu. Bersamaan dengan itu, pendapatan bersih SMGR juga menyusut 12,87% (yoy) menjadi Rp 35,17 triliun.
Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha PT Semen Indonesia Tbk, Fadjar Judisiawan mengatakan, pihaknya menargetkan penjualan semen dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan GDP nasional di tahun ini.
Harus diakui bahwa pasar semen dalam negeri masih cukup menantang seiring kondisi kelebihan pasokan yang terjadi, ditambah dengan adanya beberapa pemain baru yang memasuki fase operasional di tahun ini.
Kendati begitu, SMGR masih bisa tumbuh berkat beberapa kelebihan seperti kualitas produk premium, variasi produk, serta jaringan distribusi yang kuat. Strategi yang dimiliki SMGR juga semakin mempertajam kelebihan-kelebihan tersebut.
Kami mengeluarkan inovasi-inovasi baru yang berfokus pada penggunaan semen sesuai aplikasi dan penyediaan solusi bagi pelanggan, sehingga lebih tepat guna dan efisien penggunaannya, ungkap dia, Kamis (22/4).
Salah satu solusi teknologi konstruksi yang diluncurkan SMGR adalah One-Day-One-Home (Dynahome), sebuah solusi pembangunan rumah dengan metode cetak di tempat, sehingga mempercepat proses pekerjaan dinding rumah dengan kualitas tinggi dalam satu hari secara massal dan biaya yang efisien.
SMGR juga memiliki strategi berupa penyediaan semen khusus MaxStrength dengan ketahanan sulfat tinggi dan panas hidrasi rendah yang sesuai untuk aplikasi konstruksi seperti jembatan terpapar air laut, dermaga, pembangkit listrik, dan fasilitas pengolahan limbah.
Untuk menopang kinerja, SMGR juga merilis produk baru pada pertengahan tahun lalu, yaitu Semen Dynamix Masonry. Produk ini tergolong dalam semen kantong khusus aplikasi plesteran dan pasangan bata dengan kualitas tepat guna dan harga efisien.
Insentif PPN untuk sektor properti jadi katalis positif ke industri semen.
Tak cuma itu, SMGR mengembangkan produk selain semen, yakni mortar dan inovasi digital untuk solusi bangunan seperti SobatBangun. Ke depan, portofolio produk dan solusi SMGR akan terus bertambah. Rangkaian inisiatif strategis ini akan mendukung perusahaan untuk terus meningkatkan performa bisnisnya, imbuh Fadjar.
Efek insentif PPN
Di sisi lain, pemberian insentif PPN untuk sektor properti menjadi katalis positif terhadap kinerja produsen semen di dalam negeri.
Awal Maret 2021, pemerintah mulai memberlakukan diskon PPN 100% untuk rumah tapak dan rumah susun dengan harga maksimal Rp 2 miliar, serta diskon PPN sebesar 50% untuk harga jual rumah tapak dan rumah susun berkisar antara Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar.
Fadjar bilang, insentif di sektor properti diharapkan akan memberikan dampak positif tak hanya di sektor tersebut, melainkan juga mendorong permintaan di industri bahan bangunan, termasuk semen. “Mayoritas permintaan semen di Indonesia ditujukan untuk semen kantong dengan komposisi pangsa pasar sekitar 75%, sedangkan semen curah yang biasa dipakai untuk proyek-proyek infrastruktur memiliki pangsa pasar sekitar 25%,” sebutnya.
Yang terang, proyek-proyek properti seperti perumahan sederhana atau perumahan lantai satu biasanya menggunakan semen kantong. Untuk properti dua lantai ke atas biasanya menggunakan campuran antara produk semen kantong dan beton siap pakai, tambah dia.
Sumber: Harian Kontan, Sabtu 24 April 2021 hal 9
Leave a Reply