Pemerintah menargetkan PNBP tahun depan hingga sebesar Rp 363,1 triliun

JAKARTA. Pemerintah menargetkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun depan sebesar Rp 322,4 triliun hingga Rp 363,1 triliun. Angka tersebut hanya tumbuh 1,2% hingga 2% dari outlook tahun ini senilai Rp 298,2 triliun.

Pemerintah dalam dokumen Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) menyebutkan dalam penetapan postur tahun depan telah mempertimbangkan dinamika harga komoditas terutama minyak dan gas bumi (migas), serta batubara. Sejalan kecenderungan penurunan lifting migas juga jadi perhatian ke depan.

Selain itu, upaya memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) perlu mempertimbangkan sustainabilitas dan dampak terhadap kerusakan lingkungan.

Sementara tantangan lain dari jenis PNBP layanan yakni relatif sulitnya upaya peningkatan dari sisi tarif karena layanan harus bersifat terjangkau dan tetap menjaga daya beli masyarakat.

Untuk itu secara umum pemerintah telah mengatur tujuh kebijakan PNBP tahun 2022. Pertama, opotimalisasi pengelolaan SDA dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Kedua, optimalisasi pengelolaan aset agar lebih produktif, antara lain dengan menerapkan Hightest and Best Use (HBU). Ketiga, peningkatan inovasi dan kualitas layanan pada satuan kerja dan Badan Layanan Umum (BLU) yang terjangkau, tersedia, dan berkesinambungan.

Keempat, optimalisasi penerimaan dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN), penataan, penyederhanaan, dan perbaikan perencanaan strategi BUMN serta mendorong efisiensi perusahaan pelat merah tersebut.

Kelima, penguatan tata kelola dan proses bisnis, penguatan pengawasan dan penguatan integrasi data. Keenam, penyempurnaan kebijakan penggalian potensi. Ketujuh, perluasan pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem administrasi dan pengembangan layanan PNBP berbasis digital.

Kepala Ekonom Indo Premier Sekuritas Luthfi Ridho mengatakan PNBP migas seharusnya bisa digenjot. Meski berbagai dinamika global masih menghantui harga minyak.

Sebab, sejalan dengan proyeksi PNBP harga minyak mentah Indonesia diprediksi mencapai US$ 45-US$ 55 per barel di tahun depan. Angka tersebut setidaknya berpotensi lebih tinggi mengingat tahun ini harga minyak saat ini sudah tembus di level US$ 60 per barel, padahal asumsi harga minyak tahun ini sama dengan proyeksi tahun depan.

Artinya optimisme PNBP tumbuh pesat di tahun depan masih terbuka lebar. “Penerimaan PNBP migas masih dapat dioptimalkan sehingga bisa membantu penerimaan negara di tahun depan,” kata Luthfi.

Sumber : Kontan.co.id
Tgl : 31/5/2021

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only