Permintaan Tinggi, Stok Tidak Ready

Pembeli mobil penumpang, harus bersabar menanti barang.

Potensi meningkatkan penjualan melalui jalur MPV terganjal karena barang tidak serta merta siap dibawa. Konsumen yang memiliki PPnBM 100% pun tak maksimal karena hanya berlaku sampai Mei 2021.

Memiliki kendaraan roda empat jadi impian banyak orang. Apalagi ketika sudah berkeluarga, punya anak. Hasrat punya mobil jadi lebih tinggi. Maklumlah, orangtua jadi merasa perlu punya mobil untuk mengantar anak jika sakit ke dokter atau sekedar berekreasi.

Nah, jenis mobil keluarga yang banyak dicari di Indonesia adalah yang berkapasitas besar seperti MPV atau multi purpose vehicle. Mobil ini dirancang untuk keluarga. Artinya memiliki daya tampung penumpang yang banyak, menampung hingga 7 orang, plus memiliki bagasi yang luas.

“MPV banyak dipilih sebagai kendaraan keluarga karena konsumsi bahan bakar lebih irit,” ujar Dian Mustiko Bintoro, Marketing Daihatsu Nasmoco Jogja.

Ada tiga kategori MPV yang beredar di pasar Indonesia yaitu low MPV, medium MPV, dan premium MPV. Kategori low, fiturnya sederhana. Bodinya tidak terlalu besar tapi tetap menunjang akomodasi sehari-hari. Contohnya Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Honda Mobilio, Suzuki Ertiga, Toyota Calya, dan Daihatsu Sigra.

Sementara itu kategori Medium MPV, bodinya lebih besar ketimbang kategori low MPV dan fiturnya juga lebih lengkap. Contohnya Toyota Innova, Toyota Sienta, dan Honda BRV.

Nah kalau premium MPV jelas bodi lebih besar dari dua kategori di bawahnya. Fitur pun lebih lengkap contohnya Toyota Alphard dan Hyundai H-1.

Beberapa bulan terakhir, permintaan jenis MPV meningkat. Bukan sekedar untuk kebutuhan Lebaran, tetapi karena ada kelonggaran kebijakan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) per Maret 2021 untuk kendaraan jenis MPV. Pembebasan PPnBM akan diberikan pada tahap pertama. Kemudian, tahap kedua diskon insentif PPnBM diberikan sebesar 50%. Lalu, insentif PPnBM 25% dari tarif akan diberikan pada tahap ketiga.

Relaksasi ini, jadi kabar gembira buat konsumen dan pebisnis otomotif. Hal tersebut dirasakan oleh Dian. Pasalnya, nyaris sepanjang tahun 2020, penjualan Dian lesu. Jika sebelum pandemi Dian bisa menjual 6 sampai 9 unit mobil per bulan. “Bahkan di bulan Maret tahun lalu, saya sama sekali tidak menjual mobil,” kata Dian.

Berkat relaksasi, konsumen Dian banyak memesan mobil penumpang jenis SUV maupun MPV. Kebanyakan jenis Toyota Rush. Ini merupakan salah satu jenis mobil incaran konsumen yang juga dapat relaksasi.

Sementara itu, Dennis Evert, Sales Senior Executive Toyota Jakarta mengaku mobil penumpang jenis MPV keluaran Toyota yang banyak diminati konsumen adalah Innova. Ya, sekali insentifnya per bulan ini hanya 50% tapi Innova menjadi buruan pecinta Toyota di kelas MPV.

Selain itu, Toyota Avanza masih tetap diminati. Harga mobil ini mulai Rp 190 juta sampai Rp 240 juta, setelah dipotong relaksasi. “Permintaan Avanza juga tinggi selain karena PPnBm juga mendekati Lebaran,” jelas Dennis.

Pengalaman yang sama dirasakan oleh Irwan Gustaman, Marketing Daihatsu Yasmin Bogor. Sejak ada relaksasi PPnBM permintaan kendaraan penumpang seperti Daihatsu Terios dan Daihatsu Xenia mengalami kenaikan permintaan hingga 100%.

Irwan mengatakan, mobil penumpang dengan kapasitas besar masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat kita saat ini. Mengingat tradisi kekeluargaan masih sangat kental. Misalnya untuk keperluan mudik, piknik, atau silahturahmi.

“Kalau Daihatsu Xenia dipilih karena tempat duduk 3 baris dan kapasitas mesin 1.300 CC. Lebih bertenaga ketimbang Sigra, tapi bahan bakarnya tidak seboros Daihatsu Terios,” kata Irwan.

Dari Suzuki, mobil penumpang yang jadi incaran saat relaksasi PPnBM diberlakukan adalah seri XL 7 dan Ertiga. Dua jenis mobil ini dicari konsumen, selain karena relaksasi PPnBM juga karena di kelasnya terhitung paling murah. Harga XL 7 di kisaran Rp 236.500.000 sampai Rp 273.500.000. Sementara harga Ertiga mulai Rp 210 juta-Rp 266 juta.

“Beda dengan tahun lalu, permintaan sampai 100% untuk dua jenis itu. Sekarang konsumen mulai ada yang hubungi kita dulu. Mereka ingin tahu besaran harga kendaraan setelah kena relaksasi,” ujar Andri, Marketing Suzuki Depok.

Andri menceritakan, tahun lalu dia bisa jualan 1 unit saja sudah bersyukur. Bahkan ada calon pembeli yang sudah SPK pun akhirnya menunda pembelian. “Sekarang membaik, dibanding tahun lalu, sudah bisa jualan 3 sampai 4 unit per bulan,” jelas Andri. Sebelum pandemi, dimana Andri bisa menjual lebih dari 5 unit mobil per bulan.

Harus inden

Relaksasi PPnBM ini jadi angin segar bagi tenaga pemasar. Sayangnya, kebahagiaan para sales untuk mendapatkan pembeli harus terganjal dengan ketersediaan barang. Sejak dua bulan terakhir mobil-mobil impian yang kena PPnBM ini tidak ready stock.

Alhasil, untuk mendapatkan mobilnya, pembeli harus inden satu hingga dua bulan. Marketing Daihatsu BSD Vrisca mengatakan, untuk Daihatsu Xenia misalnya, pembeli harus inden sampai dua bulan. Selain karena waktu tunggu yang lama, harganya pun akan menjadi berbeda, karena relaksasi PPnBM 100% hanya berlaku dari Maret sampai Mei 2021. “Kalau barang diserahterimakan ke konsumen setelah Mei, relaksasi PPnBM hanya 50%,” jelas Irwan.

Asal tahu saja, harga mobil itu tidak mengikat. Alias menyesuaikan. Harga mobil berlaku ketika faktur turun atau ketika barang sudah ready dan siap diserahkan konsumen.

Tipe mobil penumpang disukai, karena kapasitas yang besar dan bahan bakar yang irit.

Suzuki Ertiga juga harus didapat dengan inden antara 1 sampai 2 bulan.

“Andai produk-produk yang kena PPnBM ini barangnya ready, kebayang banget jualannya bakal jauh lebih besar dari sekarang,” kata Andri.

Sementara itu ada beberapa tipe MPV Toyota yang kena relaksasi PPnBM masih siap dibawa pulang, seperti Avanza G. “Tapi untuk tipe lain sudah mulai inden,” kata Dennis.

Sumber: Tabloid Kontan Edisi Khusus Bulan Mei 2021 hal 10, 11

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only