Makin Ngegas Berkat Insentif Pajak

JAKARTA. Keputusan pemerintah memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM), akan menjadi katalis positif bagi emiten yang bergerak di sektor otomotif. Kebijakan ini juga menjadi angin segar di tengah perlambatan penjualan mobil pada bulan lalu.

Pada Mei lalu, volume penjualan mobil untuk wholesales menurun 30,5% menjadi 54.815 unit dari April yang sebanyak 78.908 unit. Sementara itu, penjualan mobil untuk ritel di Mei juga hanya sebesar 64.175 unit, atau turun 19,3% dari bulan sebelumnya.

Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menjelaskan, ini tak lepas dari periode lebaran yang membuat jumlah hari kerja lebih sedikit. Secara kumulatif, volume penjualan mobil hingga akhir Mei mencapai 320.749 unit.

Jumlah tadi masih tumbuh 29,2% secara tahunan (yoy). Angka tersebut setara 41% dari proyeksi BRIDanareksa Sekuritas untuk volume penjualan mobil tahun ini.

Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis mengatakan, angka penjualan mobil tersebut masih cukup baik, mengingat pemulihan di sektor otomotif masih terus berjalan. Apalagi pemerintah baru saja mencanangkan memperpanjang relaksasi PPnBM hingga Agustus mendatang.

“Perpanjangan insentif PPnBM akan menurunkan harga jual mobil yang pada akhirnya bisa meningkatkan permintaan,” kata Edward, Jumat (18/6). Dengan perpanjangan insentif PPnBM, Edward optimistis target volume penjualan mobil yang dipatok untuk tahun ini, yaitu sebesar 700.000-750.000 unit dapat tercapai.

Saham pilihan

Selain itu, tingkat vaksinasi yang terus membaik juga akan membuat mobilitas berangsur pulih dalam jangka menengah. Ini memberikan dampak positif terhadap angka penjualan mobil ke depan.

Analis Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus mengatakan, meski ada relaksasi PPnBM pada Maret-Mei, penjualan mobil masih lebih rendah 15% dari level penjualan sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Ini karena terbatasnya pasokan mobil, seiring adanya kelangkaan semikonduktor secara global.

“Selain itu, ada ketidakpastian harga bagi yang membeli mobil secara pre-order setelah bulan Mei,” ujar Willinoy. Dus, perpanjangan relaksasi PPnBM hingga Agustus menjadi strategi tepat untuk kembali meningkatkan penjualan volume mobil.

Dengan sejumlah sentimen ini, ditambah harga komoditas yang solid, seperti CPO dan logam industri, Stefanus masih memberikan rating overweight untuk sektor otomotif. “Saham PT Astra International Tbk (ASII) sebagai top pick, kata Stefanus dalam risetnya pada 14 Juni 2021.

Stefanus dan Willinoy memberi rekomendasi beli saham ASII dengan target harga Rp 7.500 per saham. Namun, Willinoy juga mengingatkan adanya potensi risiko dari lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini. Sementara Edward merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 7.000 per saham.

Sumber: Harian Kontan, Senin 21 Juni 2021 hal 5

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only