Berharap Konsumsi Dongkrak Ekonomi ke 6%

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021. Sebab periode ini kasus Covid-19 sempat turun, sehingga aktivitas masyarakat meningkat saat Idul Fitri.

Sejumlah ekonom memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Kamis (5/8) besok, bisa melampaui angka 6% year on year (yoy). Pendorong produk domestik bruto (PDB) adalah konsumsi rumah tangga.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Moekti P Soejachmoen memprediksi, pertumbuhan ekonomi sepanjang April-Juni 2021 lalu bisa mencapai 6,04% yoy, dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 6,19% yoy,

Pendorong konsumsi ini, pertama, program jaring pengaman sosial dari pemerintah. Kedua, momentum Ramadan pada bulan April 2021 dan Idul Fitri pada bulan Mei 2021 yang secara historis mendongkak konsumsi.

Naiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga terindikasi dari peningkatan penjualan ritel yang pada bulan Juni 2021 saja berhasil tumbuh 4,52% yoy. Penjualan mobil juga meningkat ke level pra pandemi seiring dengan pemotongan tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dari pemerintah.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini sebesar 6,37% yoy. Namun, tingginya angka pertumbuhan tersebut juga dipengaruhi oleh basis yang rendah pada periode yang sama tahun lalu yang minus 5,32% yoy.

Selain konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga diperkirakan bakal tumbuh 8,23% yoy, setelah terkontraksi 0,23% yoy di Januari-Maret.

Membaiknya investasi, juga terindikasi dari pertumbuhan konsumsi semen yang naik 12,2% yoy. Investasi non-bangunan juga naik 31,5% yoy.

Konsumsi tertekan

Tak hanya itu, ekspor bersih juga diperkirakan bisa tumbuh 36,4% yoy pada kuartal kedua tahun ini. Moncernya ekspor sejalan dengan perbaikan ekonomi global yang mendorong permintaan, sehinga harga komoditas naik.

Namun demikian, Ekonomi Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy melihat, konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas masih terbatas. Sehingga, pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara keseluruhan belum akan membaik ke level pra pandemi.

Sehingga ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2021 ini hanya akan berada pada kisaran 4,5% hingga 5,5%.

Bahkan, konsumsi rumah tangga berpotensi besar mengalami tekanan pada kuartal ketiga sejalan dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada bulan Juli yang dilanjutkan ke Agustus.

Makanya Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan ekonomi kuartal ketiga kembali melambat ke kisaran 3,5% yoy. Jika PPKM bisa berakhir bulan ini, ekonomi sepanjang 2021 ia prediksi, masih bisa tumbuh 3,6% yoy.

Sumber: Harian Kontan, Rabu 04 Agustus 2021 hal 2

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only