Pajak Mobil Murah hingga Kelonggaran PPKM Genjot Pertumbuhan Ekonomi di Jakarta

Bank Indonesia Perwakilan Provinsi DKI Jakarta mencatat kondisi pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota membaik pada triwulan III tahun ini, walaupun sempat ada pengetatan PPKM karena melonjaknya kasus Covid-19. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi di DKI tumbuh 2,43 persen year on year (yoy). 

Beberapa faktor yang membuat kondisi ekonomi DKI di triwulan III 2021 tetap tumbuh adalah daya belanja masyarakat yang tetap tinggi walau ada pengetatan PPKM. 

“Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,57 persen (yoy) dengan andil sebesar 2,59 persen terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta,” ujar Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko dalam keterangannya, Jumat, 12 November 2021. 

Onny menjelaskan daya beli masyarakat tetap tinggi di tengah pandemi karena didukung dari peningkatan aktivitas ritel, perdagangan, dan rekreasi seiring dengan mulai adanya pelonggaran pembatasan aktivitas pada pertengahan triwulan. Selain itu, Onny menyebut adanya insentif dari pemerintah berupa relaksasi PPnBM Kendaraan Bermotor 100 persen, mendorong peningkatan pembelian mobil baru di DKI Jakarta. 

“Hal ini membuat produksi mobil meningkat, sehingga industri juga turut mengalami peningkatan,” ujar Onny. 

Belanja barang dan jasa dari Pemprov DKI yang tumbuh 6,97 persen year on year (yoy) juga turut membuat kondisi ekonomi di DKI tetap tumbuh positif. Kondisi perekonomian global yang mulai membaik juga membuat ekspor tumbuh 19,06 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan impor yang tercatat sebesar 18,30 persen (yoy). 

Pemberlakuan PPKM Level 1 yang berdampak pada kelonggaran jumlah maksimal orang yang bisa berkunjung di restoran dan transportasi, juga turut membuat kondisi ekonomi Jakarta membaik. BI mencatat sektor akomodasi dan makanan dan minuman tumbuh 7,09 persen (yoy), sektor transportasi dan pergudangan 7,97 persen (yoy), serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1,94 persen (yoy).

Selain itu, pemberlakuan work from home dan school from home ternyata juga mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor informasi dan komunikasi sebesar 2,76 persen. 

Onny menjelaskan, walau kondisi ekonomi di Jakarta pada triwulan III tumbuh 2,43 persen, angkanya masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 yang mencapai 10,94 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi yang melambat tersebut dipengaruhi oleh penerapan PPKM Darurat dan dilanjutkan dengan PPKM Level 4 hingga pertengahan triwulan.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jakarta masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 3,51 persen (yoy) pada triwulan III. 

Sumber : Tempo

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only