JAKARTA. Kucuran subsidi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 100% untuk mobil berakhir pada 31 Desember 2021. Hingga saat ini, pemerintah belum memberikan kepastian terkait kelanjutan pemberian insentif PPnBM 100% tersebut untuk tahun 2022.
Lantaran belum ada tanda-tanda kelanjutan subsidi PPnBM kendaraan, sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) mulai melakukan penyesuaian harga jual mobil di pasar. Salah satu APM yang akan segera mengumumkan harga mobil tersebut adalah PT Honda Prospect Motor (HPM).
Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengemukakan, Honda Prospect akan segera merilis harga mobil terbaru yang disesuaikan dengan peraturan saat ini. “Tunggu nanti di website resmi, kami akan segera update,” ungkap dia, saat dihubungi KONTAN, Selasa (4/1).
Yusak menyebutkan, pada tahun ini Honda berencana meluncurkan beberapa produk baru, sebagai upaya mereka untuk meningkatkan penetrasi pasar domestik. Terkait dengan kapan produk baru tersebut akan dirilis, Honda Prospect Motor akan menginformasikan lebih lanjut sesuai kebutuhan konsumen ke depan.
Sementara PT Toyota Astra Motor (TAM) sudah memberlakukan harga jual kendaraan sesuai harga normal. “Mulai 1 Januari 2022, TAM sudah memberlakukan harga jual mobil merek Toyota dengan PPnBM normal,” ungkap Vice President Toyota Astra Motor Henry Tanoto kepada KONTAN, kemarin.
Menurut dia, harga jual mobil Toyota juga sudah disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 74 Tahun 2021 terkait penghitungan PPnBM berdasarkan emisi karbon yang sebenarnya telah berlaku sejak Oktober 2021.
Setali tiga uang, manajemen PT Nissan Motor Distributor Indonesia juga menyatakan, Nissan kini tengah menghitung penyesuaian harga jual mobil, seusai berakhirnya insentif PPnBM 100% pada akhir tahun 2021.
Head of Marketing Communication PT Nissan Motor Distributor Indonesia, Julian Olmon menilai, apabila subsidi PPnBM 100% tidak dilanjutkan pada tahun 2022, maka akan berpengaruh terhadap angka penjualan Nissan. “Jika pada tahun 2022 insentif PPnBM 100% tidak diberikan, akan ada koreksi angka penjualan yang cukup signifikan,” ungkap dia.
Di samping itu, situasi pandemi Covid-19 yang belum usai juga menjadi tantangan lain bagi Nissan. Dengan demikian, mereka harus tetap waspada karena dapat berdampak cukup besar terhadap kinerja industri otomotif dalam negeri.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) angkat bicara terkait belum adanya kepastian atas kelanjutan insentif PPnBM 100% untuk sektor otomotif pada tahun ini.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyampaikan, sampai saat ini pabrikan otomotif masih menunggu, apakah pemerintah akan memperpanjang relaksasi PPnBM atau justru sebaliknya.
Jika insentif PPnBM tidak diperpanjang pada tahun ini, maka akan ada penyesuaian harga jual mobil. Sebab, pajak untuk mobil-mobil tersebut kembali berlaku normal.
“Jika harga mobil naik, maka bisa terjadi penurunan angka penjualan,” sebut dia, kemarin.
Sumber : Harian Kontan Rabu 05 Januari 2022 hal 13
Leave a Reply