Saham ANTM Dibayangi Rencana Pajak Ekspor Nikel

JAKARTA. Pergerakan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dibayangi sejumlah rencana kebijakan pemerintah. Salah satunya, pajak ekspo atas produk dengan kandungan nikel rendah, seperti nickel pig iron (NPI) dan feronikel.

Saat ini, feronikel berkontribusi kurang lebih 17% terhadap penerimaan ANTM. Walaupun perincian tarif pajak belum diumumkan, analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan telah melakukan analisis skenario dampak terhadap laba ANTM.

“Perhitungan terakhir kami menunjukkan bahwa pajak ekspor feronikel tidak akan terlalu membebani laba bersih ANTM,” jelas Hasan dalam riset Jumat (14/1). Meski begitu, ia masih menunggu gambaran yang lebih jelas mengenai pajak ekspor ini.

Mengutip skenario yang dipaparkan dalam risetnya, akan terjadi perubahan tekanan laba ANTM antara paling mini 2,3% dan paling besar 11,6%. Ini dengan asumsi pajak ekspor yang dikenakan antara 1% hingga 5%.

Adapun volume bijih nikel diharapkan meningkat seiring dengan naiknya kapasitas terpasang smelter nikel. Ia melihat ANTM akan diuntungkan dengan adanya perbaikan kapasitas smelter nikel di Indonesia. Ini akan berpengaruh pada kenaikan volume penjualan bijih nikel.

Selain soal rencana pajak ekspor, pemerintah juga akan menghentikan ekspor tambang bahan mentah, yakni bauksit pada 2022 dan ekspor konsentrat tembaga pada 2023. Kebijakan ini menyusul keputusan penghentian ekspor bijih nikel pada 2020.

Analis masih memberi rekomendasi beli terhadap saham ANTM.

Tapi, analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu menilai, rencana penghentian ekspor bauksit tidak akan memberikan dampak terhadap kinerja ANTM. Pasalnya, kontribusi bauksit terhadap pendapatan ANTM tidak besar.

“Menurut kami, karena kontribusi bauksit yang tidak terlalu besar ke topline ANTM, dampak kebijakan tersebut ke harga saham dan fundamental tidak terlalu signifikan,” papar dia.

Karena itu, Dessy masih merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 4.300 per saham. Hasan juga melihat kondisi bisnis ANTM masih prospektif. Dia merekomendasikan buy ANTM dengan target harga Rp 3.000 per saham.

ANTM diperkirakan bisa mencetak pendapatan Rp 33,38 triliun di tahun 2022, dengan laba bersih Rp 2,75 triliun. Kemarin, saham ANTM turun 0,76% menjadi Rp 1.950 per saham.

Sumber : Harian Kontan Sabtu 15 Januari 2022 hal 4


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only