Ikuti The Fed, BI Diperkirakan Akan Segera Mengerek Suku Bunga Acuan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan segera mengikuti bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk mengerek suku bunga acuan. 

Asal tahu saja, The Fed baru menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin (bps), yaitu dari 0,00% hingga 0,25% menjadi 0,25% hingga 0,50%. 

Dengan melihat kondisi ini, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan, BI akan meningkatkan suku bunga acuan pada kuartal II-2022. 

“Kami memperkirakan BI meningkatkan suku bunga acuan di kuartal II-2022 di kisaran 25 bps hingga 50 bps,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (17/3).

Bhima bilang, tidak banyak opsi yang bisa dipilih oleh BI selain mengikuti arahan tren suku bunga dari The Fed. Karena kalau tidak, maka ketidakpastian akan semakin meningkat. 

Pertama, tanpa menaikkan suku bunga acuan, maka diperkirakan ada arus modal asing yang keluar (capital outflow) dari pasar keuangan dalam negeri dan ini tentu akan menekan stabilitas nilai tukar rupiah. 

Kedua, ada peningaktan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang mengindikasikan risiko surat utang dalam tren meningkat. Belum lagi investor akan menekan pemerintah untuk segera menaikkan kupon surat utang SBN sebagai kompensasi atas naiknya suku bunga global. 

Ketiga, ini bisa menimbulkan risiko pelemahan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Bahkan, bisa saja pertumbuhan ekonomi di tahun ini akan sulit mencapai 5% yoy seperti yang digadang. 

“Pasalnya, ini akan membuat beban masyarakat meningkat. Bunga KPR, kredit kendaraan bermotor dan pinjaman modal usaha akan dinaikkan. Apalagi keyakinan konsumen menurun pada Februari 2022,” tambah Bhima. 

Selain berpotensi menimbulkan ketidakpastian yang lebih tinggi, langkah peningkatan suku bunga acuan oleh BI diperkirakan karena BI mewaspadai inflasi bulan April 2022 yang akan tinggi. 

Hal ini dipicu faktor musiman, yaitu adanya momentum bulan Ramadhan, penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11%, serta naiknya harga pangan yang berlanjut seperti minyak goreng. 

Sumber: kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only