Ekonomi Indonesia Masih Bisa Tumbuh Baik di Tengah Perang Dagang

Jakarta. Bank Dunia (World Bank) kembali memangkas prospek pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2019. Sebelumnya, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,9%. Terbaru, Bank Dunia memangkas proyeksi itu menjadi hanya 2,6%.

Meski begitu, Bank Dunia tak merevisi proyksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni 5,2% di tahun ini. Laju ekonomi Indonesia diprediksi stabil pada 2020-2021.

Proyeksi itu tertuang dalam laporan Global Economic Prospects June 2019: Heightened Tensions, Subdued Investments. Dasar Bank Dunia menurunkan proyeksi ekonomi dunia tahun 2019 adalah potensi perlambatan perdagangan internasional dan sektor manufaktur, serta investasi yang lebih buruk dari perkirakan sebelumnya. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan perdagangan global pada 2019 hanya di kisaran 2,6% atau terendah sejak krisis finansial tahun 2008.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, kondisi ini terjadi akibat eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang memburuk. Alhasil, menurut dia, Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) membuat skenario terburuk di 2019. “Downside risk sudah terjadi tapi ini berbeda sekali tone nya. Akhir tahun lalu belum seperti ini,” kata Sri Mulyani, pekan lalu.

Pemerintah harus menjaga statement, investor tinggal menunggu waktu.

Sejatinya pelaku ekonomi dunia sempat berharap terjadinya kesepakatan dagang antara AS-China sehingga tensi sengketa dagang mereda. Namun, negosiasi tak berujung positif sehingga kedua negara ekonomi raksasa tersebut kini lagi-lagi saling menaikkan tarif.

Indonesia, kata Sri Mulyani tetap mewaspadai hal ini. Sebab yang dihadapi ke depan bukan sekadar ancaman dari kedua pihak, melainkan dampak implementasi tarif.

Kenaikantarif di dua raksasa ekonomi dunia ini akan berdampak terhadap perekonomian global pada di kuartal kedua, ketiga, keempat. Sedangkan dampak kepada Indonesia adalah penurunan ekspor. Namun, Menkeu optimistis ekonomi Indonesia di paruh kedua tahun ini bakal membaik, dan investasi akan meningkat pasca pemilu.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani berharap, Indonesia justru bisa memanfaatkan momentum dari perang dagang ini untuk mengundang masuknya investasi. “Pemerintah harus menjaga statement, karena investor ini hanya tinggal menunggu waktu saja,” katanya.

Sebab kinerja konsumsi di dalam negeri akan meningkat pasca pemilu. Ia juga yakin investasi akan tumbuh lebih baik dari semester II nanti.

Sumber : Harian Kontan


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only