Pengembang Minta Insentif Pajak Demi Bantu Masyarakat Beli Rumah

Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) memaparkan beberapa upaya yang dilakukan pengembang untuk membantu pemerintah dalam menyediakan rumah bagi masyarakat di tengah harga hunian yang kian mahal.

Wakil Ketua Umum DPP REI Hari Gani mengatakan para pengembang membantu pemerintah dalam menyediakan rumah dengan mengusulkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

“Kami kasih ada seperti insentif PPN DTP, itu perjuangan kami luar biasanya mulai dari minta bantuan dari Kemenko Perekonomian, itu kami hampir tiga bulan mondar-mandir rapat,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (12/7).

Kebijakan insentif PPN DTP 2022 sendiri diberikan 50 persen atas penjualan rumah paling tinggi Rp2 miliar serta 25 persen atas penjualan rumah dengan harga di atas Rp2 miliar hingga Rp5 miliar.

Hari menuturkan pihaknya meyakinkan pemerintah untuk memberikan insentif itu kepada masyarakat karena sektor properti ini penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, pengembangan sektor properti memberikan multiplier effect seperti membuka lapangan pekerjaan baru yang mencapai 30 juta lowongan.

“Jadi akhirnya pemerintah tidak bisa dibohongi. Mereka sadar, kami ingatkan, akhirnya kami diberikan insentif PPN DTP,” sambung Hari.

Selain itu, ia juga menyebut pihaknya melakukan inovasi produk untuk mengantisipasi penurunan daya beli masyarakat karena inflasi.

“Kita minta mereka itu pengembang-pengembang melakukan inovasi produk-produk. Mulai dari luas tanah dan bangunan dibikin terjangkau untuk kalangan swasta dan milenial,” ujar Hari.

Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan karena pasar milenial dan swasta besar sekali. Namun, di sisi lain milenial susah membeli rumah karena gaya hidupnya yang terbilang boros.

Tidak hanya itu, menurut Hari milenial masih kurang perhatian terhadap pentingnya membeli rumah di usia muda. Sehingga mereka mulai mencicil rumah di usia lebih tua dengan harga yang kian meningkat.

Oleh karena itu, pihaknya pun merangkul perbankan dan pemerintah untuk gencar melakukan sosialisasi kepada milenial terkait pentingnya membeli rumah di usia muda.

“Hey milenial inflasi ini tinggi, ini kalian tidak bisa beli rumah, makin berumur makin susah, jadi harus dari muda mereka mencicil rumah,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan ke depan masyarakat akan semakin sulit untuk membeli rumah. Hal itu dipicu lonjakan inflasi yang semakin tinggi.

Ani, sapaan akrabnya, menjelaskan kenaikan inflasi biasanya akan membuat Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan. Saat itu terjadi, maka suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) otomatis ikut naik.

“Dengan inflasi tinggi maka masyarakat akan semakin sulit untuk bisa membeli (rumah),” ungkap Ani dalam acara Securitization Summit 2022.

Ketika suku bunga KPR semakin tinggi, maka total biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk membeli rumah semakin mahal. Karena kenyataan itu, masyarakat milenial akan semakin betah tinggal di rumah orang tua atau mengontrak.

“Keinginan mereka dibandingkan harga rumah lebih tinggi, sehingga mereka akhirnya enak dengan tinggal di rumah mertua atau menyewa,” ujar Ani.

Sumber: cnnindonesia.com


Posted

in

,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only