IMF Desak Pembuat Kebijakan Jaga Fiskal Tetap Ketat untuk Perangi Ledakan Inflasi

Washington: Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mendesak para pembuat kebijakan memprioritaskan untuk melindungi mereka yang rentan melalui dukungan yang ditargetkan. Upaya itu sambil menjaga sikap fiskal yang ketat untuk membantu memerangi inflasi.

  “Pemerintah menghadapi trade-off yang sulit di tengah kenaikan tajam harga pangan dan energi,” kata Direktur Departemen Urusan Fiskal IMF Vitor Gaspar dan rekan-rekannya, dilansir dari Xinhua, Kamis, 13 Oktober 2022.

  Ia menambahkan pembuat kebijakan harus melindungi keluarga berpenghasilan rendah dari kehilangan pendapatan nyata yang besar dan memastikan akses mereka ke makanan dan energi. Tetapi, tambahnya, mereka juga harus mengurangi kerentanan dari utang publik yang besar dan sebagai tanggapan terhadap inflasi yang tinggi.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

“Mempertahankan sikap fiskal yang ketat sehingga kebijakan fiskal tidak bekerja dengan tujuan yang bersilangan dengan kebijakan moneter,” tuturnya.

Harga yang lebih tinggi mengancam standar hidup masyarakat di mana-mana dan mendorong pemerintah untuk memperkenalkan berbagai langkah fiskal, termasuk subsidi harga, pemotongan pajak, dan transfer tunai, dan biaya fiskal median yang diperkirakan mencapai 0,6 persen dari produk domestik bruto nasional.

  “Membatasi kenaikan harga melalui kontrol harga, subsidi, atau pemotongan pajak akan mahal untuk anggaran dan pada akhirnya tidak efektif,” kata Gaspar dan rekan-rekannya.

  “Menghadapi tingkat utang yang tinggi dan meningkatnya biaya pinjaman, pembuat kebijakan harus memprioritaskan dukungan yang ditargetkan melalui jaring pengaman sosial kepada orang-orang yang paling rentan,” tambahnya.

  Sementara itu, menurut laporan World Economic Outlook terbaru IMF, terlepas dari perlambatan ekonomi, tekanan inflasi terbukti lebih luas dan lebih persisten daripada yang diantisipasi. Inflasi global sekarang diperkirakan mencapai puncaknya pada 9,5 persen tahun ini sebelum melambat menjadi 4,1 persen pada 2024.

medcom.id


Posted

in

,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only