Gak Peduli Resesi, Harga CPO Nanjak Lagi!

CNBC Indonesia – Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menguat tipis di sesi awal perdagangan Kamis (13/10/2022). Namun, harga CPO diprediksi akan melandai pada bulan depan, apa pemicunya?

Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan naik tipis 0,05% ke MYR 3.738/ton pada pukul 07:47 WIB.

Namun, secara teknis, analis komoditas Reuters menilai bahwa harga CPO akan menguji titik support di MYR 3.652/ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju ke MYR 3.570/ton.

Pada Rabu (12/10), minyak sawit berjangka Malaysia ditutup naik 1,11% menjadi MYR 3.733/ton (US$ 797,65/ton) karena ringgit Malaysia terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS), sehingga menjadi lebih murah untuk pembeli dengan mata uang asing.

Ringgit Malaysia terkoreksi 0,19% terhadap dolar AS, membuat harga CPO menjadi lebih murah.

Selain itu, harga minyak saingan seperti minyak kedelai di Dalian China ditutup naik 2,1%, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade berakhir menguat 0,3%.

Laju pergerakan CPO kerap dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak saingan, sehingga ketika minyak kedelai naik, akan mengerek harga CPO juga.

Namun, Ivy Ng, Analis CGS-CIMB Research mengatakan bahwa harga minyak sawit Malaysia kemungkinan akan melemah pada Oktober 2022 karena persaingan harga CPO Indonesia yang telah membebaskan pungutan pajak ekspor. Namun, pelemahan terbatasi oleh harga yang lebih murah daripada harga minyak saingan.

Ivy memprediksikan persediaan CPO Malaysia akan naik 8,2% menjadi 2,5 juta ton pada akhir Oktober 2022 karena produksi CPO yang lebih tinggi mengalahkan nilai ekspornya.

Sementara itu, salah satu konsultan komoditas LMC International memprediksikan harga CPO akan diperdagangkan di kisaran 3.200-3.500/ton pada tahun depan.

“Lonjakan ekspor dari Indonesia, seiring pulihnya panen dan berkurangnya hambatan, menyebabkan stok Malaysia meningkat, tulis LMC International dalam analisanya dikutip Reuters.

“Harga akan terus turun menjadi sekitar MYR 3.200/ton pada kuartal pertama 2023, dan tetap di bawah MYR 3.500/ton hingga paruh kedua tahun itu,” tambahnya.

cnbc indonesia


Posted

in

,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only