Warga kaya dan korporasi raksasa menanti rencana presiden terpilih AS: Joe Biden
WASHINGTON. Dominasi Partai Demokrat di Gedung Putih dan Kongres Amerika Serikat (AS) membuat banyak orang kaya di Neger Paman Sam gerah. Penyebabnya, pemerintah baru yang dipimpin Presiden terpilih Joe Biden kemungkinan memberlakukan tarif pajak yang lebih tinggi.
Selama masa kampanyenya, Presiden terpilih Biden kerap menyerukan rencana kenaikan tarif pajak dan perubahan lain yang bertujuan untuk mengail dana dari korporasi hingga triliunan dolar. Sasaran utama pajak itu adalah perusahaan dan warga AS yang berpenghasilan leih dari US$ 400.000 per tahun.
Nah, setelah menang dalam dua pemilihan Senat Georgia minggu ini, Demokrat memiliki mayoritas suara di dua kamar Kongres, dan sanggup untuk memenuhi setidaknya beberapa dari janji-janji kampanye itu. “Mereka akan punya cukup kekuatan agar proposal Biden lolos. Dan ini berdampak buruk bagi orang terkaya di Amerika,” kata Edward Renn, mitra di Firma Hukum Withers seperti di lansir Bloomberg, Senin (11/1).
Pertanyaan yang kini tersisa apa saja janji kampanye yang akan terlaksana, serta kapan akan diimplementasi. Biden dan Kongres sangat bisa saja membuat kenaikan pajak efektif di awal 2021, atau menunda perubahan apa pun hingga 2022 atau 2023.
Risiko bagi warga kaya
Cikal bakal aturan perubahan, itu pun bisa berlaku surut. Artinya keluarga kaya dan investor tidak tahu aturan mana yang akan berlaku untuk beragam transaksi yang dilakukan sampai saat ini. “Kami tidak dapat memberi tahu orang-orang untuk membuat rencana seolah-olah hukum yang berlaku akan tetap seperti itu,” kata Brad Dillon, Senior Wealth Strategist di UBS Group AG.
Warga kaya dan investor AS belum mengetahui transaksi mana yang pajaknya naik.
Dillon memandang, hal ini bak sebuah permainan menunggu dan melihat sampai warga kaya mendapatkan jaminan yang diperlukan. Sekaligus membuat ruang gerak untuk mencegah kerugian besar semakin sempit.
Sebagai contoh, jika orang kaya menjual saham, mereka tidak yakin apakah laba dari penjualan tersebut akan dikenakan pajak dengan tarif tertinggi yang berlaku saat ini, yaitu 23,8%. Atau, hasil penjualan itu akan terkena tarif pajak pendapatan biasa yang jauh lebih tinggi, seperti yang diusulkan Biden untuk memberlakukan pada capital gain.
Adapun, Undan-Undan tahun 2017 yang disahkan oleh Partai Republik sangat membantu orang kaya. Aturan itu memperbolehkan orang kaya AS untuk meneruskan hartanya ke ahli waris tanpa pajak untuk nominal US$ 11,7 juta bagi individu dan US$ 23,4 juta untuk pasangan di 2021.
Sumber: Harian Kontan, Selasa 12 Jan 2021 hal 16

WA only
Leave a Reply