Ekonomi Jabar Tumbuh Positif di Tengah Ancaman Resesi, Lima Sektor Jadi Penopang Penerimaan Pajak

BANDUNG – Ekonomi di Jawa Barat masih tumbuh positif di tengah lonjakan inflasi serta ancaman resesi.

Plt Kepala kantor wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jawa Barat, Arif Wibawa mengatakan, hingga September 2022 APBN Jawa Barat masih berkinerja baik, dengan mencatat suRp lus sebesar Rp 32,59 triliun.

Pendapatan Negara juga, sampai September 2022 mencatatkan sebesar Rp 111,72 triliun atau 86,28 persen dari target APBN.

“Itu didorong oleh peningkatan realisasi penerimaan dalam negeri terutama PPh, PPN dan PPnBM, Cukai, Bea Masuk serta PNBP,” ujar Arif, dalam keterangannya, Rabu (26/10/2022).

Sementara dari belanja negara, kata dia, realisasinya mencapai Rp 79,13 triliun atau 70,85 persen dari target APBN.

“Hal ini lebih baik dari tahun 2021 yang mencapai 68,97 persen,” katanya.

Kinerja Pendapatan Negara di wilayah Jawa Barat, kata dia, mengalami kenaikan sebesar Rp 31,47 triliun atau tumbuh 39,21 persen bila dibandingkan tahun 2021.

Realisasi penerimaan terbesar disumbangkan oleh PPh non Migas senilai Rp 42,05 triliun atau 87,33 persen dari target dan PPN dan PPNBM sebesar Rp 35,15 triliun atau 89,83 persen dari target.

“Penerimaan Pajak di Jawa Barat sampai 30 September 2022 sebesar Rp 78,31 triliun atau 88,16 persen dari target tahun 2022,” ucapnya.

Secara kumulatif, jenis pajak PPh non Migas, PPN dan PPnBM, mencatat pertumbuhan positif dan lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021.

“Optimisme peningkatan penerimaan pajak tahun 2022 ini melalui pemberlakuan undang-undang HPP dengan peningkatan tarif PPN menjadi 11 persen, peningkatan aktivitas ekonomi Jabar dan kenaikan komoditas akibat dampak krisis Ukraina-Rusia yang menguntungkan,” ucapnya.

Sementara itu, terdapat lima sektor utama penopang penerimaan perpajakan di Jawa Barat pada September 2022 dengan kontribusi 80,15 persen terhadap total penerimaan pajak di Jawa Barat.

Secara umum, lima sektor besar ini mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan periode yang sama dengan tahun sebelumnya.

“Pertama itu sektor Industri pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 50 persen sejalan dengan membaiknya perekonomian, investasi serta pemulihan aktivitas ekonomi dengan kontribusi sebesar 44,92 persen,” katanya.

Kemudian penerimaan pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran tumbuh 39,63 persen, sektor kegiatan jasa lainnya tumbuh sebesar 288,54 persen, sektor administrasi pemerintahan mengalami pertumbuhan sebesar 50,80 persen sejalan dengan realisasi belanja pemerintah yang baik dengan kontribusi sebesar 4,68 persen.

“Terkahir sektor real estate mengalami pertumbuhan 11,58 persen dengan kontribusi sebesar 3,71 persen didorong peningkatan aktivitas pembangunan perumahan,” ucapnya.

Secara keseluruhan, kata dia, kinerja APBN di Jawa Barat relatif baik dan masih mencatatkan suRp lus ditopang kinerja fiskal secara holistik, baik dari pendapatan yang tumbuh kuat maupun optimalisasi belanja yang tetap terjaga.

“Namun demikian potensi risiko tetap perlu diwaspadai serta dimitigasi untuk menjaga peran APBN sebagai shock absorber agar tetap sehat dan optimal dalam menghadapi ancaman dan risiko global yang berkepanjangan akibat lonjakan inflasi, volatilitas harga komoditas, isu geopolitik, serta potensi resesi” katanya.

Sumber : tribunnews.com


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only