Kenaikan tarif bisa menimbulkan efek bumerang bagi ekonomi AS.
New York. Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) sudah menetapkan kenaikan tarif impor untuk mobil dan suku cadang. Penetapan tarif impor yang sudah dilaporkan ke Presiden AS Donald Trump itu menuai reaksi keras dari industri otomotif.
Juru Bicara Departemen Perdagangan AS mengatakan rencana tersebut telah disampaikan secara rinci ke Trump. Presiden AS memiliki waktu selama 90 hari untuk memutuskan apakah akan menindaklanjuti rekomendasi itu.
Para pebisnis langsung berencana melakukan lobi secara besar-besaran terhadap penetapan tarif impor ini. industri telah memperingatkan bahwa kenaikan tarif impor hingga 25% ditakutkan akan meningkatkan harga jual kendaraan impor di pasar domestik hingga ribuan dollar AS. Aturan ini dikhawatirkan akan menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan, hingga mempengaruhi kondisi ekonomi di AS.
Penurunan Penjualan
Asosiasi Produsen Motor dan Peralatan, yang mewakili pemasok suku cadang mobil, memperingatkan bahwa kenaikan tarif akan menyusutkan nilai investasi langsung di AS. Padahal, saat ini industri otomotif telah dibebani oleh penurunan penjualan serta kenaikan tarif impor untuk baja, aluminium dan suku cadang mobil dari China.
“Jika kebijakan tarif impor ini di terapkan, maka pelaku industri akan memindahkan pengembangan teknologi otomotif terbaru di luar negeri, meninggalkan AS,” kata seorang perwakilan asosiasi yang dikutip Reuters.
Sayangnya, tidak ada satu pun perusahaan di insustri otomotif domestik yang meminta penyelidikan terkait rencana penerapan tarif itu. Sementara Kementerian Perdagangan memulai penyidikan pada Mei 2018 atas permintaan Trump. Dikenal sebagai investasi Bagian 232, yang tujuannya adalah mengetahui dampak impor terhadap keamanan nasional.
Produsen mobil dan pemasok suku cadang langsung mengantisipasi dampak kenakan tarif impor tersebut yang bisa berkisar 20% hingga 25% untuk produk mobil dan suku cadang rakitan.
Pejabat AS mengatakan ancaman tarif mobil ini adalah cara untuk memenangkan perjanjian dagang dengan Jepang dan Uni Eropa. Tahun lalu, Trump setuju untuk tidak mengenakan tarif impor ketika pembicaraan dengan dua mitra dagang tersebut masih berjalan baik.
Trump mengatakan pada Jumat (15/2) lalu, bahwa penerapan tarif impor ini untuk melindungi industri otomotif dan membantu memenangkan perjanjian perdagangan. “Saya menyukai pengaturan tarif impor, tetapi saya juga suka mereka melakukan negosiasi,” ungkapnya.
Sebuah laporan dari pusat penelitian otomotif di Ann Arbor, Michigan, yang diterbitkan pada hari Jumat menunjukkan skenario terburuk dari kebijakan tarif ini akan menelan biaya besar, berupa hilangnya 366.900 pekerjaan di industri otomotif AS.
Harga kendaraan light duty truck akan naik rata-rata sebesar US$ 2,750 termasuk kendaraan buatan AS. Akibatnya, mengurangi penjualan tahunan AS sebesar 1,3 juta unit dan memaksa banyak konsumen untuk berpaling ke mobil bekas.
Sumber : Harian Kontan
Leave a Reply