JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai dengan 30 April 2019 sebesar Rp530,7 triliun. Jumlah tersebut tumbuh tipis 0,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data APBN Kinerja dan Fakta (KiTa), realisasi penerimaan pajak negara sampai dengan April 2019 sebesar Rp387 triliun, naik sekitar Rp4 triliun dibandingkan April 2018 senilai Rp383,1 triliun. Meskipun begitu, apabila dilihat dari porsi target penerimaan pajak APBN 2019, realisasi sampai dengan April 2019 baru mencapai 24,5 persen tumbuh melambat dibanding periode yang sama tahun lalu 26,9 persen.
“Penerimaan pajak masih naik, tapi kalau dilihat akumulasi dari target, masih lebih rendah. Tahun lalu 26,9 persen, tahun ini 24,5 persen,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Lain halnya dengan pendapatan perpajakan, pendapatan bea dan cukai masih cukup signifikan. Sampai dengan April 2019, realisasi penerimaan bea dan cukai mencapai Rp49,4 triliun atau setara 23,7 persen target APBN dan tumbuh 47 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) justru mengalami pertumbuhan negatif. Realisasi PNBP sampai dengan April 2019 sebesar Rp94 triliun, tumbuh negatif 14,8 persen dari April 2018 yang mencapai Rp110,4 triliun.
Wanita yang akrab disapa Ani itu menjelaskan, terkontraksinya realisasi PNBP diakibatkan tidak baiknya kondisi global yang menyebabkan harga komoditas terus berfluktuasi.
“PNBP alami tekanan karena harga komoditas, di mana kita mendapatkan Rp94 triliun. Dibanding tahun lalu Rp110 triliun, berarti lebih rendah atau terjadi kontraksi 14,8 persen,” ucapnya.
Dengan melihat realisasi-realisasi ini, Ani mengakui bahwa kondisi global sudah berpengaruh terhadap perekonomian nasional. “Kami sudah melihat tanda-tanda perekonomain menurun dengan perlemahan penerimaan pajak dari sisi pertumbuhannya,” ujarnya.
Sumber : iNews.id
WA only
Leave a Reply