IHSG Diramal Bakal ke 7.000, Saham Bank & CPO jadi Pilihan

Jakarta,- PT Bahana Sekutitas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun ini bisa menyentuh level psikologis 7.000. Kinerja emiten yang lebih baik dari tahun sebelumnya dan prospek pertumbuhan ekonomi domestik menjadi katalis pendorong IHSG.

Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menyatakan, meskipun di tengah tekanan konflik geopolitik AS-Iran, pasar saham masih bisa tumbuh tahun ini.

Lucky menjelaskan, pada tahun ini, pertumbuhan laba emiten Bursa Efek Indonesia diperkirakan akan mencapai 9%, meningkat dari 2019 sebesar 2%.
“Peningkatan ini terjadi hampir seluruh sektor kecuali sektor batu bara yang masih akan mendapat tekanan dari rendahnya harga batu bara di pasar global,” ungkap Lucky Ariesandi, Senin (13/1/2020) dalam keterangannya.

Bahana juga mencermati, pasar saham akan tetap menawarkan imbal hasil yang menarik ketimbang pasar obligasi atau properti di tengah tren penurunan suku bunga acuan dan infasi yang terjaga rendah.

Sementara itu, yield surat utang diperkirakan tidak akan mengalami banyak kenaikan, bahkan malah cenderung turun. Apalagi The Fed telah memberikan indikasi suku bunga yang tidak akan turun lagi pada tahun ini.

Bank Indonesia juga telah memberikan sinyal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kata Lucky, masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini.

Menurut dia, turunnya suku bunga yang diikuti dengan realisasi kebijakan omnibus law akan mampu menggenjot masuknya investasi, yang pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Katalis pendukung lainnya yang mendorong pergerakan pasar saham antara lain rencana pemerintah menaikkan pajak reksa dana atau mutual fund menjadi 10% dari yang saat ini berlaku sebesar 5%.

”Skenario tersebut membuat kami cukup yakin pasar saham akan kembali bergairah pada tahun ini sehingga bisa mendorong indeks naik hingga ke level 7.000,” ujarnya lagi.

Sektor-sektor yang masih positif sepanjang tahun ini antara lain: emiten perbankan, tembakau/rokok, CPO dan obat-obatan. Sedangkan, beberapa sektor yang harus dicermati di antaranya batubara, konsumer yang terkait retailers sebagai dampak dari kenaikan iuran BPJS. 

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only