Anggaran PEN 2021 sudah tembus Rp 627,96 triliun.
JAKARTA. Pemerintah terus menghitung ulang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 untuk mengantisipasi dampak pandemi virus korona Covid-19 yang belum ada tanda-tanda berakhir. Kementerian Keuangan terus menyisir anggaran yang di anggap tidak penting di semua instansi, untuk di kumpulkan guna menandai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam rangka mengurangi dampak pandemi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut hingga kemarin pagu anggaran untuk PEN 2021 sudah mencapai Rp 627,96 triliun. Angka ini naik 8,4% dibandingkan dengan realisasi PEN 2020 sebesar Rp 579,7 triliun.
Angka ini naik 1,31% atau bertambah Rp 8,13 triliun dari alokasi anggaran di akhir Januari 2021 lalu yakni Rp 619,83 triliun. Catatan, anggaran PEN 2021 sudah berubah empat kali.
Sebelumnya, pada awal Januari 2021 pagu anggaran PEN 2021 hanya Rp 403,9 triliun. Kemudian,selang sepekan naik 31,8% menjadi Rp 533,08 triliun. Artinya, alokasi dana PEN teranyar telah meningkat 55,4% dari alokasi awal di APBN 2021. “APBN tidak bisa diam, bahkan terus menjadi instrumen penting yang diandalkan masyarakat dan dunia usaha,” kata Menteri Keuangan, Minggu (6/2).
Program PEN 2021 akan fokus pada lima hal yang sudah disepakati Komisi XI DPR RI.
Meski anggaran PEN terus membengkak, Kementerian Keuangan memastikan angka defisit APBN 2021 tidak berubah yakni 5,7% dari produk domestik bruto (PDB).
Pemerintah akan menutupi tambahan anggaran program PEN dari memangkas belanja kementerian dan lembaga sebesar Rp 76,7 triliun. Selain itu menggunakan sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) 2020 senilai Rp 234,7 triliun. Sisa anggaran ini berasal dari realokasi transfer ke daerah dana desa (TKDD) dan alokasi awal anggaran PEN 2021.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani memastikan alokasi anggaran PEN 2021 ini masih bisa berubah lagi. “Angka tersebut masih dinamis,” kata Askolani (8/2).
Ekonom Senior Institute Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Eric Sugandi menilai pembiayaan PEN 2021 seharusnya berasal dari realokasi anggaran belanja lain agar defisit APBN 2021 tidak meningkat.
Sumber: Harian Kontan, Rabu 10 Feb 2021 hal 2
Leave a Reply