Berharap Konsumsi Naik dari Mobil dan Rumah

Diskon PPnBM untuk mobil berkapasitas 2.500 cc mulai berlaku April 2021 mendatang

JAKARTA. Pemerintah terus berupaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi pada tahun ini. Salah satunya memperluas insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) bagi mobil berkapasitas mesin hingga 2.500 cc, dari sebelumnya hanya bagi mobil berkapasitas 1.500 cc.

Sebelumnya, ada 21 tipe mobil 1.500 cc yang mendapatkan insentif, seperti Toyota Yaris, Avanza, Daihatsu Xenia, Terios, Toyota Rush, Mitsubishi Xpander, Nissan Livina, Honda Brio, Mobilio, Suzuki Ertiga serta Wuling Confero. Dengan perluasan insentif bagi mobil bermesin maksimal 2.500 cc maka obil jenis Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Kijang Innova, Toyota Fortuner, serta Honda CR-V bisa menikmati fasilitas ini.

Saat ini, pemerintah masih menyiapkan aturan insentif tersebut. Jika tak ada aral melintang, diskon PPnBM mobil berlaku April 201 mendatang.

“Kami sedang proses finalisasi peraturan menteri keuangan yang berlaku mulai April terutama untuk yang di atas 1.500 hingga 2.500 cc,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, (23/3).

Menurut Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johannes Nangoi, peraturan mengenai perluasan segmentasi mobil hingga 2.500 cc akan menginduk pada PMK Nomor 20/PMK.010/2021 yang mengatur insentif diskon PPnBM mobil untuk kapasitas isi silinder 1.500-2.500 cc. Artinya pemberian diskon PPnBM berlaku secara periodik mulai 100% mulai April-Juni, 50% Juli- September, dan 25% Oktober-Desember 2021.

Ia optimistis, insentif ini bisa mendongkrak penjualan mobil dari estimasi awal 550.000 unit menjadi 750.000 unit. Hal ini terlihat dari kebijakan diskon PPnBM mobil untuk kapasitas di bawah 1.500 cc diberikan sejak Maret, penjualan mobil di kelas tersebut sudah meningkat di kisaran 50%-100%.

Meskipun penjualan mobil naik, dampak terhadap pertumbuhan ekonomi tidak besar. Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyebut insentif PPnBM terhadap ekonomi kecil lantaran kontribusinya otomotif terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 0,65% pada tahun lalu.

Dari sisi daya beli, konsumen mobil di bawah 2.500 cc saat ini cenderung menahan pembelian, karena aktivitas kesehariannya belum banyak dilakukan di luar rumah.

“Sehingga dampak ke konsumsinya memang lebih kecil karena terbatas pada kaum menengah dan bahkan lebih segmented lagi,” kata Tauhid kepada KONTAN.

Tauhid menilai, insentif fiskal untuk sektor otomotif akan lebih berdampak terhadap ekonomi bila diberikan kepada motor roda dua. Misalnya, relaksasi pajak pertambahan nilai (PPN) atau jenis pajak daerah.

Di sisi lain, Tauhid menilai dampak pemberian insentif diskon pajak pertambahan nilai (PPN) untuk sektor properti lebih berdampak besar terhadap perekonomian.

Insentif ini dampaknya besar ke sektor konstruksi, bahan bangunan, dan lain-lain. “Dari sisi konsumsi penjualan rumah di bawah Rp 2 miliar akan naik. Namun harus dipastikan benar-benar rumah yang baru supaya ada perputaran ekonomi,” tandasnya.

Sumber: Harian Kontan, Kamis 25 Mar 2021 hal 2

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only