Belanja insentif pemerintah mulai menunjukkan hasil bagi pemulihan ekonomi kuartal II-2021
JAKARTA. Pemerintah berharap ekonomi di kuartal II-2021 bisa tumbuh berkisar 7% hingga 8% year on year (yoy).
Prediksin pemerintah sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia (BI) optimistis perekonomian kuartal II-2021 di kisaran 6%-7%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut berdasarkan beberapa indikator yang dipantau oleh BI ada tren perbaikan pada kuartal II-2021.
“Ekspor bagus, stimulus pemerintah juga berlanjut. Mobilitas masyarakat akan lebih baik dengan vaksinasi meski vaksinasi tak secepat yang kita perkirakan,” kata Perry Selasa (20/4).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Hartanto, sebelumnya mengatakan, pada kuartal II-2021 pemerintah menggelontorkan tunjangan hari raya (THR) untuk PNS dan TNI-Polri paling telat sepuluh hari sebelum Idulfitri atau awal Mei 2021.
Meski demikian, Airlangga belum menyebutkan nilai anggaran THR pegawai negeri tahun ini.
Tahun lalu, alokasi THR dari pemerintah untuk PNN, TNI, dan Polri sebesar Rp 29,28 triliun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan guyuran THR pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 40 triliun.
Diskon PPnBM memberikan multiplier effect kepada industri manufaktur.
Pemerintah juga memompa perekonomian tahun ini dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 yang mengalokasikan anggaran Rp 699,43 triliun.
Artinya pagu yang tersisa untuk digelontorkan pada kuartal II-2020 hingga akhir tahun yakni Rp 622,74 triliun.
Lewat program perlindungan sosial di program PEN akan mampu mendorong pemulihan ekonomi di kuartal II-2021 khususnya bagi masyarakat miskin.
Bagi masyarakat ekonomi kelas menengah atas, pemerintah menggelontorkan insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sejak Maret 2021. Selain itu diskon pajak pertambahan nilai (PPN) untuk properti yang juga masuk dalam program PEN 2021.
Menjaga momentum
Insentif pemerintah ini mampu mendongkrak optimisme konsumen maupun pelaku usaha. Hasilnya Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 mencapai 53,2 atau naik dari 50,9 pada Februari 2021. Level itu adalah posisi tertinggi dalam satu dekade pengumpulan data IHS Markit sejak April 2011.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky melihat optimisme dunia usaha ini lantaran kebijakan diskon PPnBM mobil, tidak hanya mendorong konsumsi masyarakat kelas menengah, tapi juga di tingkat produsen mobil yang dalam proses produksinya punya multiplier effect kepada sektor-sektor usaha terkait. Sehingga, kebijakan ini dinilai efektif.
Hanya Gubernur BI Perry Warjiyo mengingatkan ke depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa semakin membaik asalkan pandemi tetap terkendali baik oleh pemerintah dan masyarakat.
“Vaksinasi juga sudah dilakukan. Namun, masyarakat tetap perlu menerapkan disiplin protokol kesehatan untuk mendukung percepatan dan perbaikan permintaan domestik,” ujarnya.
Sumber: Harian Kontan, Rabu 21 Apr 2021 hal 2
Leave a Reply