Ini Skema Pajak Sri Mulyani untuk Perusahaan Rugi!

Pemerintah memutuskan untuk memberlakukan pajak penghasilan minimum bagi wajib pajak yang merugi.

Wajib Pajak Badan yang bisa mendapatkan pajak minimum ini hanya berlaku bagi perusahaan yang memiliki pajak penghasilan tidak lebih 1% dari penghasilan bruto.

“Pajak penghasilan minimum dihitung dengan tarif 1% dari dasar pengenaan pajak berupa penghasilan bruto,” jelas draft RUU perubahan kelima atas undang-undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) yang beredar dan diperoleh CNBC Indonesia, dikutip Kamis (3/6/2021).

Adapun penghasilan bruto yang dimaksud merupakan seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh WP Badan, baik dari kegiatan usaha maupun dari luar kegiatan usaha pada suatu tahun pajak sebelum dikurangi biaya-biaya terkait.

Penghasilan bruto yang dimaksud juga tidak termasuk penghasilan yang dikenai pajak yang bersifat final dan bukan objek pajak.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perhitungan pajak penghasilan minimum, akan diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Dalam draft RUU KUP tersebut juga dicontohkan sebagai berikut:

Pada tahun pajak 2022 PT AMT memperoleh penghasilan bruto sebesar Rp500 juta dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp20 juta.

– Penghasilan Kena Pajak Rp20.000.000,00
Pajak Penghasilan terutang
20% x Rp20.000.000,00 Rp 4.000.000,00

Penghasilan bruto Rp500.000.000,00
Pembayaran Pajak Penghasilan minimum:
1% x Rp500.000.000,00 Rp 5.000.000,00

“Oleh karena pajak penghasilan terutang lebih kecil dari 1% atas penghasilan bruto, maka pada tahun pajak 2022, PT AMT dikenai pajak penghasilan minimum sebesar Rp 5.000.000,” jelas draft RUU KUP.

Sumber : cnbcindonesia.com ,Kamis 3 Juni 2021 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only