Grup Salim Cuan Ratusan Persen dari Bank Mega

JAKARTA. Investasi Grup Salim di PT Bank Mega Tbk (MEGA) kian terang. khususnya dua emitennya yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) misalnya, tercatat sebagai pemegang saham Bank Mega sejak tahun 2017.

Menilik laporan tahunan MEGA, INDF tercatat memegang 298,72 juta (4,29%) saham MEGA, dan ICBP memiliki 210,91 juta (3,03%) saham. Jumlah beserta porsi saham kedua emiten itu tidak berubah hingga akhir 2021.

Namun, seiring pembagian dividen saham dan saham bonus yang ditetapkan dalam RUPS Bank Mega pada 25 Februari lalu, jumlah saham keduanya berubah. Ini sejalan dengan perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh di MEGA dari 6,96 miliar menjadi 11,74 miliar saham.

Per 23 Maret 2022, jumlah saham MEGA milik INDF naik jadi 503,63 juta saham dan ICBP naik menjadi 355,60 juga saham. Hanya saja, porsi kepemilikan keduanya tetap sama dan tidak berubah, yakni INDF punya 4,29% dan ICBP mengapit 3,03% saham (lihat tabel).

Dari hitungan KONTAN, kedua emiten itu meraup cuan besar dari kepemilikan saham MEGA. Dengan asumsi harga MEGA per 29 Desember 2017 di Rp 3.340 dan kini (29/3) di Rp 6.400, plus ada pembagian dividen saham serta saham bonus, INDF dan ICBP masing-masing mengantongi cuan hingga 323,07% sepanjang empat tahun terakhir.

Rinciannya: investasi INDF naik dari Rp 997,71 miliar menjadi Rp 3,22 triliun. Sedang investasi ICBP naik dari Rp 704,45 miliar menjadi sebesar Rp 2,28 triliun.

Kondisi ini memantik perhatian otoritas bursa. “Bursa sedang meminta penjelasan kepada ICBP dan INDF atas kepemilikan saham pada PT Bank Mega Tbk,” kata I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia kepada KONTAN, Senin (28/3). Nyoman tidak merinci hal apa saja yang ditanyakan BEI kepada INDF dan ICBP.

Saat dikonfirmasi KONTAN, Franciscus Welirang, Direktur INDF menyatakan bukan porsinya untuk menjawab hal ini. “Setahu saya, akan ada jawaban tertulis ke BEI, karena ada pertanyaan sejenis,” kata pria yang akrab disapa Franky ini pada KONTAN, Selasa (29/3). Sementara Gideon A Putro, Sekretaris Perusahaan ICBP, tidak merespons permintaan tanggapan dari KONTAN.

CGS-CIMB memberi catatan terkait aksi ICBP ini dalam riset per 25 Maret 2022. Meski merekomendasikan beli ICBP dengan target Rp 11.000, CGS-CIMB menilai aksi ini akan memancing pertanyaan investor atas penggunaan dana.

Apalagi emiten ini punya sederet aksi korporasi yang masih meninggalkan banyak pertanyaan. Salah satunya, pada 22 Mei 2020 silam, ICBP mengumumkan akuisisi Pinehill Company Limited senilai Rp 43 triliun. Aksi ini mengerek DER ICBP dari 0,49 kali di kuartal I-2020 jadi 1,70 kali di September 2021.

Analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya menilai positif masuknya ICBP dan INDF ke MEGA. Cuma, secara fundamental, kedua emiten ini menghadapi sentimen negatif kenaikan harga bahan baku dan kenaikan PPN saat daya beli belum pulih.

Cheryl masih merekomendasikan trading buy INDF dan ICBP. Target harga masing-masing di Rp 6.000 dan Rp 7.550 per saham.

Sumber : Harian Kontan Rabu 30 Maret 2022 hal 1

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only