Tinggal dua tahun lagi hajatan pemilu serentak digelar. Terasa iklim politik mulai memanas.
Para pendukung bakal calon presiden makin gencar baku serang ke pihak seberang. Sebutan cebong, kampret, juga kadrun terus berseliweran. Mereka saling menjelekkan, bahkan tak jarang menebarkan hoax maupun fitnah ke pihak lawan.
Polarisasi yang menajam ini jelas bikin khawatir warga bangsa yang menginginkan terciptanya kehidupan stabil, tenteram, dan damai. Begitu pun pengusaha yang bergabung di Kamar Dagang dan Industri (Kadin), menginginkan irama politik yang adem menuju Pemilu 2024.
Polarisasi sebenarnya tak masalah di kancah politik. Apalagi bila sumber polarisasinya berupa pertentangan visi misi atau program. Seperti di AS pun, terjadi polarisasi yang tajam mengenai isu aborsi.
Tapi, polarisasi menjadi masalah bila disulut oleh politik identitas yang dipertajam dengan kampanye negatif atau bahkan kampanye hitam secara kasar dan masif. Hingga terjadilah pembelahan di tingkat elite hingga masyarakat, yang sulit direkatkan kembali; dan bila dibiarkan bakal memecah-belah bangsa.
Tak mau terus-menerus menghadapi persoalan kontraproduktif inilah Kadin merasa perlu bersuara. Para pengusaha merasa sudah berkontribusi ke negara, dengan membayar pajak, menciptakan lapangan kerja, hingga corporate social responsibility. Dan suara pembayar pajak patut didengarkan di negara demokrasi serta menjadi pertimbangan para pembuat kebijakan.
Maka, Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid meminta para pemimpin partai politik untuk berkomitmen di awal sebelum mereka bertanding pada pemilu serentak 2024. Komitmennya: “Bertanding untuk bersanding,” kata Arsjad, Rabu (6/7) lalu.
Arsjad melihat isu yang mengemuka saat ini adalah stabilitas dan sustainabilitas, bukan perubahan. Kepemimpinan presiden saat ini, Jokowi, akan berakhir setelah pemilu, namun program-programnya yang bermanfaat untuk menyejahterakan masyarakat perlu dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya.
“Bertanding untuk bersanding” yang dimaksud ini bukan seperti Jokowi menggandeng Prabowo cs masuk kabinet lantaran itu dilakukan setelah bertanding. Melainkan harus komitmen di awal untuk bersama-sama membangun negeri. Bukan juga sekadar bagi-bagi kursi.
Mungkin suara Kadin ini terkesan utopis. Tapi bisa saja terwujud bila para elite politik memberikan dukungan; setidaknya meredam panasnya kontestasi politik.
Sumber : Harian Kontan Sabtu 09 Juli 2022 hal 11
Leave a Reply