JAKARTA. Sejumlah emiten otomotif berhasil mencetak kinerja menggembirakan di semester pertama tahun ini. PT Astra International Tbk (ASII) misalnya, meraup pendapatan bersih Rp 143,69 triliun. Pendapatan tersebut meningkat 33,80% dari perolehan senilai Rp 107,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan ASII ini diikuti pencapaian laba bersihnya di semester I-2022, yakni Rp 18,17 triliun atau melonjak 105,77%. Laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 29% jadi Rp 4,3 triliun, mencerminkan volume penjualan yang lebih tinggi.
Penjualan mobil Astra naik 23% menjadi 259.000 unit, dengan pangsa pasar naik dari 53% menjadi 54%. Pada semester pertama tahun ini, ASII telah meluncurkan 18 model baru dan 10 model revamped.
Emiten otomotif lainnya, yakni PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) juga membukukan pendapatan Rp 11,79 triliun atau naik 23,84% secara tahunan pada semester I-2022. Adapun, laba bersih IMAS pada semester I-2022 mencapai Rp 172,09 miliar atau melonjak hingga 484% secara tahunan.
Tak mau kalah, PT Tunas Ridean Tbk (TURI) juga berhasil mencetak pendapatan bersih Rp 7,37 triliun, tumbuh 31,37% secara tahunan. Dari sisi bottom line, TURI meraih laba bersih Rp 457,65 miliar pada semester pertama tahun ini, naik 113,72% dari Rp 214,13 miliar di semester I-2021.
Pandhu Dewanto, Analis Investindo Nusantara Sekuritas, berpendapat, emiten otomotif bisa mencetak kinerja apik karena konsumen memanfaatkan peluang membeli kendaraan baru sebelum masa insentif PPnBM berakhir. Selain itu, proyeksi kenaikan suku bunga pinjaman juga jadi pertimbangan konsumen mempercepat pembelian kendaraan. “Berakhirnya insentif dan kenaikan suku bunga bisa memperlambat penjualan kendaraan, terutama pada akhir tahun ini,” papar Pandhu, Selasa (2/8).
Pandhu menilai, saham ASII masih menjadi top pick untuk sektor otomotif. Alasannya, emiten ini masih menjadi market leader di industri ini dan memiliki diversifikasi bisnis luas. Secara valuasi, saham ASII juga relatif menarik. Saat ini ASII diperdagangkan pada level PER sekitar 7,2 kali dan PBV 1,1 kali, lebih rendah jika dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir pada PE 13,6 kali dan PBV 1,86 kali.
Untuk 12 bulan ke depan, Pandhu memasang target harga ASII bisa tembus Rp 8.100, masih ada potensi upside sekitar 25%, sehingga masih menarik dikoleksi pada level harga saat ini. Pada penutupan perdagangan Selasa (2/8) harga ASII ditutup stabil di level Rp 6.475 per saham.
Sumber : Harian Kontan Rabu 03 Agustus 2022 hal 4
Leave a Reply