Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memperkirakan tahun depan Indonesia masih mendapatkan untung dari kenaikan harga komoditas ekspor. Setidaknya, tahun depan kas negara berpotensi mendapatkan Rp279 triliun dari pajak ekspor komoditas.
“Windfall profit yang berasal dari komoditas sangat tinggi. Kita memproyeksikan dari sisi pajak, kita mendapatkan Rp279 triliun penerimaan pajak yang berasal dari komoditas,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai Sidang Paripurna Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/8).
Hanya saja, tingginya pendapatan pajak negara dari penjualan komoditas tidak akan berlangsung terus menerus. Dari sisi pendapatan negara tahun depan, pemerintah sudah harus bersiap melepaskan diri dari tingginya harga komoditas ekspor unggulan tanah air.
“Ini mungkin tidak akan berulang atau tidak akan setinggi ini untuk tahun depan,” kata dia.
Bea Cukai
Sementara itu, pendapatan negara tahun 2022 dari sisi bea cukai mendapatkan biaya keluar Rp48,9 triliun, terutama untuk komoditas yang membayar biaya keluar seperti CPO. Menurutnya pendapatan dari bea keluar ini mungkin juga tidak akan terulang pada level yang sama.
“Karena kalau kita lihat tahun ini harga-harga dari minyak dalam hal ini mencapai USD 95 atau bahkan di atas USD 100 per barel. Tetapi tahun depan diperkirakan akan melemah pada level USD 90,” kata dia.
Selain itu, untuk harga batu bara yang tahun ini mencapai USD 244 per barel, tahun depan diperkirakan akan lebih lemah. Diperkirakan akan turun ke level USD 200 per barel. Sedangkan untuk CPO yang saat ini USD 1.350 diperkirakan juga akan menurun di bawah USD 1.000.
Sumber : Merdeka.com
Leave a Reply