Jakarta – Langkah pemerintah membebaskan sementara pajak mobil ternyata jadi dilema bagi pemerintah. Pasalnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, kebijakan itu berdampak terhadap tingginya subsidi pemerintah untuk bahan bakar minyak (BBM).
Padahal, saat ini pemerintah tengah berusaha menekan subsidi BBM.
“Satu hal pemerintah harus sampaikan, akibat penjualan otomotif, maka konsumsi BBM lumayan besar. Jadi pemerintah meng-absorb subsidi BBM hampir Rp 500 triliun,” katanya saat membuka GIIAS 2022 di ICE BSD, Kamis (11/8/2022).
Sepanjang tahun 2021, penjualan mobil domestik mencapai 887.202 unit atau naik tajam sebesar 66,63% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 532.407 unit. Hal itu tidak lepas dari pembebasan sementara Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mulai Maret 2021 lalu.
Syarat mobil yang terkena PPnBM hanya mengatur kapasitas mesin, umumnya di bawah 1.500 cc. Namun sebagian besar mobil yang mendapat relaksasi berasal dari mobil bensin.
“Kontribusi pemerintah besar untuk meningkatkan penjualan otomotif. Ditambah dukungan PPnBM konkret, dana dari pemerintah Rp 4,63 triliun, yang saat ini Rp 385 miliar sudah digunakan,” kata Airlangga.
Ketika penjualan mobil makin tinggi, ternyata penyerapan BBM pun demikian. Pemerintah sendiri sudah berupaya untuk meminimalisir subsidi BBM dengan beberapa cara. Salah satunya pengawasan konsumsi BBM dengan pendataan melalui aplikasi bagi masyarakat yang ingin menggunakan BBM jenis tertentu.
Sumber : CNBC Indonesia
Leave a Reply